TIKTAK.ID – Kandidat sayap kanan yang didukung Presiden populis Brasil, Jair Bolsonaro tumbang pada pemilihan lokal. Hal ini tentu saja akan merusak harapan terpilihnya kembali sang Presiden pada pemilihan akan datang.
Pemilihan pada Minggu (15/11/20) itu dilakukan di tengah virus paling mematikan Covid-19 nomor dua di dunia dan krisis ekonomi yang parah.
Dikutip dari Reuters, Kandidat yang didukung oleh presiden populis sayap kanan, yang menampilkan dirinya sebagai orang luar, tersingkir dari pencalonan di kota terbesar di negara itu, Sao Paulo, dan pemilihan kota lainnya di Ibu Kota Negara Bagian.
Di Rio de Janeiro, kota terbesar kedua di Brasil, mantan Wali Kota Eduardo Paes memimpin pemilihan dan akan menghadapi Wali Kota petahana, Uskup Evangelis Marcelo Crivella, dalam pemilihan ulang pada dua pekan nanti.
Di Salvador, kota keempat terbesar di Brasil, para pemilih memilih Bruno Reis dari partai Demokrat (DEM), yang memenangkan pemilihan Wali Kota di Curitiba dan Florianópolis dan diharapkan akan menang di Rio bersama Paes.
Di Belo Horizonte, kota terbesar keenam di Brasil, pemilih memilih kembali Alexandre Kalil, yang melakukan karantina dan jarak sosial yang ketat hingga mendapat kritik Bolsonaro, yang telah berulang kali meremehkan bahaya Covid-19.
“Pandemi telah mengerem tren anti-politik dan penolakan partai tradisional karena korup,” kata Kepala Konsultan Risiko dan Strategi Politik Dharma yang berbasis di Brasilia, Creomar de Souza.
“Para pemilih memahami bahwa politisi yang terpilih bersama Bolsonaro pada 2018 memiliki kelemahan dan mereka ingin layanan publik meningkat,” tambahnya.
Hasilnya adalah kemunduran bagi Bolsonaro dan menunjukkan bahwa gelombang sentimen anti kemapanan yang membuatnya terpilih pada tahun 2018 menyusul meluasnya korupsi politik yang terungkap oleh investigasi korupsi Pencucian Mobil mungkin telah mereda.
Ketika pemilih melihat ke partai tradisional, seperti DEM dan Partai Sosial Demokrat Brasil (PSDB), yang memimpin perebutan Wali Kota Sao Paulo, Bolsonaro tampak menjadi rentan karena dia tidak memiliki partai.
Partai Liberal Sosial (PSL) yang dia ikuti untuk kampanye kepresidenannya dan kemudian berselisih dengannya tidak terlihat dalam perebutan pemilihan di kota besar pada Minggu ini, meskipun telah melonjak dua tahun lalu menjadi yang terbesar kedua di Kongres.