TIKTAK.ID – Seorang pria bersenjata menyandera sekitar 20 penumpang bus di kota Lutsk, Ukraina barat. Pria ini juga mengaku membawa bahan peledak, kata polisi, Selasa (21/7/20), tulis France24.
Kepala Dinas Kepolisian setempat mengatakan sempat mendengar tembakan di tempat kejadian, namun sejauh ini belum ada korban jiwa yang dilaporkan.
Polisi segera menutup pusat Lutsk, sebuah kota di bagian barat Ukraina sekitar 400 kilometer dari Ibu Kota Kiev, dan mengimbau warga untuk tetap berada dalam rumah atau tetap di tempat kerja mereka.
Polisi mengatakan pihak keamanan SBU telah mengepung minibus itu setelah dua tembakan dilepaskan ke arah penegak hukum.
“Penyandera melemparkan sebuah granat dari bus, yang, untungnya, tidak meledak,” kata sebuah pernyataan, menambahkan bahwa penyerang itu diyakini telah menjalani perawatan kejiwaan.
Rekaman video dan gambar yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan polisi bersenjata lengkap di Lutsk mengelilingi minivan biru dan putih dengan beberapa jendela dan gordennya hancur, seperti terlihat di gambar.
Penyandera melakukan kontak dengan polisi dan mengidentifikasi dirinya sebagai Maksym Plokhoy, kata Wakil Menteri Dalam Negeri Anton Gerashchenko.
Pihak berwenang sedang bekerja untuk mengonfirmasi identitas penyerang, katanya kepada AFP.
Gerashchenko mengatakan penegak hukum sedang berunding dengan penyandera dan berharap dapat mengakhiri penyanderaan “melalui negosiasi”.
Sebuah postingan di akun media sosial menggunakan nama Plokhoy mengklaim dia bersenjata, dan memiliki bom.
Netizen menggambarkannya sebagai seseorang yang “anti-sistem” dan membuat tuntutan kepada pihak berwenang.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada AFP bahwa mereka percaya akun media sosial itu asli.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan berita tentang penyanderaan itu “mengganggu”.
“Setiap upaya sedang dilakukan untuk menyelesaikan situasi tanpa korban,” katanya melalaui akun Facebook.
Sementara Menteri Dalam Negeri, Arsen Avakov sedang melakukan perjalanan ke lokasi penyanderaan untuk mengoordinasikan penyelesaian krisis, kata Kementerian itu.
Ukraina, telah memerangi separatis yang didukung Rusia sejak 2014, dan telah berjuang mengatasi maraknya senjata ilegal.
Lebih dari 13.000 orang telah tewas dalam pertempuran melawan separatis sejauh ini.
Pada akhir 2017, Polisi menyerbu sebuah kantor pos di timur kota Kharkiv, saat seorang pria bersenjata yang mengaku membawa bahan peledak telah menyandera 11 orang.