
TIKTAK.ID – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidato utamanya di negara tersebut pada Selasa (22/2/22) menggambarkan bahwa skenario “perang besar-besaran” akan pecah antara negaranya dan Rusia, seperti yang ditudingkan AS berulang-ulang, tidak mungkin terjadi.
Namun, ia juga menegaskan bahwa jika “aksi militer terhadap Ukraina dan eskalasi konflik dimulai”, Pemerintahnya akan memberlakukan darurat militer, seperti yang dilansir RT.
“Kami percaya tidak akan ada perang terhadap Ukraina, dan tidak akan ada eskalasi luas di pihak Federasi Rusia,” kata Zelensky.
Kiev meminta Moskow untuk membantu menyelesaikan konflik melalui dialog dalam format apa pun, kata sang Presiden. Dia melanjutkan dengan menekankan bahwa Ukraina harus mempertahankan kedaulatannya.
Pada Selasa, Zelensky mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menerima permintaan dari Kementerian Luar Negeri untuk memutuskan hubungan dengan Rusia, dan mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkannya.
“Segera setelah konferensi pers kami, saya akan merenungkan masalah ini dan tidak hanya itu, tetapi juga pada langkah-langkah praktis kami mengenai eskalasi oleh Rusia,” jelasnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa menanggapi peringatan Zelensky tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk melihat hubungan diplomatik dengan Kiev terputus.
Pernyataan Zelensky disampaikan setelah Moskow pada Senin malam memutuskan untuk secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) sebagai negara merdeka.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menanggapi seruan sebelumnya dari Republik-republik yang memisahkan diri dari Ukraina untuk mendapatkan pengakuan, yang dibuat sehubungan dengan apa yang mereka sebut sebagai invasi Ukraina yang akan segera terjadi. Para pemimpin DPR dan LPR menyampaikan harapannya dengan menjalin hubungan resmi dengan Moskow akan mencegah bencana militer di wilayah tersebut.
Para pemimpin Republik Donbass memperingatkan bahwa wilayahnya kini telah mendekati konflik habis-habisan dalam beberapa hari terakhir, mengutip penembakan intensif oleh tentara Ukraina. Dan, menurut Layanan Keamanan Federal Rusia, FSB, dua proyektil yang diduga ditembakkan oleh pasukan Kiev bahkan mendarat di wilayah Rusia pada Sabtu kemarin, meskipun tidak ada korban. Namun, Ukraina membantah, dan menegaskan pasukannya tidak menembakkan peluru tersebut.