TIKTAK.ID – Bek Timnas Indonesia U-23, Asnawi Mangkualam Bahar mengungkapkan pengalaman puasa pertamanya saat membela Ansan Greeners, klub Liga 2 Korea Selatan.
Asnawi mengatakan tetap menjalankan ibadah puasa Ramadan di Korea Selatan. Pemain berusia 21 tahun itu pun harus menjalani puasa selama 15 jam 55 menit atau lebih lama sekitar dua jam dari lama berpuasa di Jakarta.
“Iya Alhamdulillah puasa, kayaknya sih lebih panjang di sini [Ansan, Korea Selatan],” ujar Asnawi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (19/4/21).
Menurut Asnawi, meski durasi puasa lebih lama, namun ia mengaku tetap berusaha untuk menjalankan puasa setiap harinya. Ia menyatakan di tengah puasa, masih harus tetap menjalankan latihan bersama Ansan Greener dengan pola latihan dua kali sehari. Di Ansan Greeners sendiri, Asnawi berperan sebagai penyerang sayap kanan.
“Intinya saya selalu berusaha menjalankan puasa setiap hari. Mau itu sanggup atau enggak, saya pasti bangun sahur setiap hari. Tapi saya akan sesuaikan sanggup atau tidaknya di latihan karena di sini jadwal latihannya pagi dan sore,” terang Asnawi.
“Tapi kalau selasai latihan saya merasa masih sanggup, maka saya tetap puasa dan Alhamdulillah sampai saat ini saya masih menjalankan walaupun latihannya pagi,” imbuhnya.
Selain itu, jauh dari orangtua juga membuat Asnawi harus bisa mengurus dirinya sendiri, termasuk memasak masakan untuk sahur dan berbuka. Ia pun mengklaim sudah membekali diri dengan keahlian memasak untuk menghadapi situasi tersebut. Meskipun ia mengakui menu masakan yang dimasak sebatas yang sederhana-sederhana saja.
“Makan, ya masak sendiri, masakannya ada macam-macam tergantung selera saja sih. Seperti ikan bakar, masak sup, terus masak daging, yang simpel-simpel saja,” jelas gelandang PSM Makassar tersebut.
Asnawi menjelaskan, jika dirasa ada bumbu yang kurang atau masakan yang ingin Asnawi makan tapi tidak tahu bumbu dan cara masaknya, maka ia tidak segan untuk menghubungi ibunya di Makassar untuk mengajarinya.
“Memang sudah bisa masak sih, tapi kalau ada yang kurang saya telepon mama,” kata pria kelahiran Makassar, 4 Oktober 1999 ini.