TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, merupakan bagian dari usaha memeratakan ekonomi, sehingga tidak Jawa-sentris.
Untuk itu, Jokowi mengatakan pelbagai kajian yang telah dilakukan terkait pemindahan Ibu Kota Negara pada Pemerintahan sebelumnya, harus segera dieksekusi.
“Jika kita tidak eksekusi kajian-kajian itu, sampai kapan pun tidak akan terjadi. Memang perlu keberanian, ada risikonya, iya. Namun kita ingin ada pemerataan. Bukan Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris,” ujar Jokowi melalui Rapim TNI-Polri, Selasa (1/3/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Ikuti Arahan Jokowi, KSAD Dudung Minta para Komandan Tak Undang Penceramah Radikal
Jokowi menyatakan 58 persen Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi Indonesia selama ini berputar di Pulau Jawa. Padahal, kata Jokowi, Indonesia memiliki sebanyak 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Dia pun menilai pemerataan ekonomi dibutuhkan dengan pemindahan Ibu Kota, bukan sekadar memindahkan gedung dari Jakarta ke Nusantara.
“Kalau magnetnya ada Jakarta dan Nusantara, maka magnetnya akan ada dua. Bisa ke sini, bisa ke sana, sehingga perputaran ekonomi tidak hanya akan di Pulau Jawa,” terang Jokowi.
Jokowi menjelaskan, selain soal pemerataan ekonomi, pemindahan Ibu Kota juga bertujuan pemerataan populasi. Dia memaparkan, selama ini 56 persen populasi Indonesia berada di Pulau Jawa.
Baca juga : Pengamat: Wacana Tunda Pemilu Strategi Parpol untuk Kerek Elektabilitas
“Ini juga yang menjadi dasar pindah Ibu Kota, supaya tak terjadi ketimpangan ekonomi, infrastruktur, dan populasi. Kemudian kita eksekusi dan putuskan, yang namanya IKN yang baru, Nusantara. Hal itu sudah disetujui 8 dari 9 fraksi di DPR,” tutur Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, wacana pemindahan Ibu Kota negara sebenarnya sudah dilakukan sejak masa Pemerintahan Presiden pertama RI, Sukarno. Menurutnya, pada 1957 silam, Sukarno telah memulai gagasan pemindahan Ibu Kota negara ke Palangkaraya.
“Karena saat itu terdapat pergolakan direm,” ucap Jokowi.
Baca juga : Setya Novanto Cekcok dengan Nurhadi di Lapas Sukamiskin
Tidak hanya itu, Jokowi mengklaim Presiden ke-2 RI, Soeharto juga punya wacana memindahkan Ibu Kota Negara ke Jonggol, Jawa Barat.
“Namun saat itu batal juga karena ada pergolakan di 97-98. Jadi kajian ini sebetulnya sudah lama sekali,” sambung Jokowi.