Jokowi Minta Relawan Tak Terburu-buru Sekaligus Berhati-hati Pilih Pemimpin di 2024
TIKTAK.ID – Presiden RI, Joko Widodo tidak hanya meminta relawan agar tidak terburu-buru menentukan sikap dalam Pemilu 2024, tapi juga mengingatkan mereka supaya lebih berhati-hati dalam memilih kepemimpinan nasional ke depan. Sebab, Jokowi mengatakan pilihan tersebut menyangkut masa depan negara.
Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan di Rembuknas Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Gedung Putih Tio Ma, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada Sabtu (16/9/23). Jokowi menyatakan kehati-hatian itu terkait dengan nasib sebanyak 273 juta rakyat di Indonesia.
“Sekali lagi, saya ingin menyampaikan, hati-hati saat menentukan kepemimpinan nasional 2024. Karena hal itu menyangkut 273 juta rakyat kita di 17 ribu pulau mereka tinggal,” ungkap Jokowi, pada Sabtu (16/9/23), seperti dilansir Republika.co.id.
Baca juga : Duduk Semeja dengan Anies, Mantan Istri Ahok Dukung Anies di 2024?
Terlebih, kata Jokowi, hingga kini koalisi atau gabungan partai politik belum pasti, termasuk seluruh pasangan bakal Capres dan bakal Cawapres yang akan berlaga pada Pemilu 2024.
Walaupun tetap menahan diri, Jokowi meminta agar mesin relawan bisa mulai dipanaskan dengan memperkuat struktur relawan dan memperluas jaringan. Akan tetapi, untuk dukungan terhadap Capres-Cawapres jangan dijalankan terlebih dahulu.
Menurut Jokowi, Indonesia punya kesempatan sebagai negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan, tepatnya pada 2024, 2029, dan 2034. Dia pun menilai pemimpin di ketiga periode tersebut sangat menentukan nasib negara Indonesia ke depannya.
Baca juga : Sandiaga Tegaskan PPP Tak Akan Tinggalkan PDIP Meski Dirinya Tak Jadi Cawapres Ganjar
“Pada tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini yang sangat menentukan. Pertama di 2024, 2029 kedua, dan 2034, ini sangat menentukan sekali negara ini mampu melompat menjadi negara maju dan sejahtera atau tidak,” tutur Jokowi.
Jokowi lantas mengingatkan, bila sampai salah memilih, maka kesempatan untuk menjadi negara maju itu akan hilang. Oleh sebab itu, dia menegaskan Indonesia perlu pemimpin yang mau bekerja keras.
“Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan punya pemimpin yang bisa membawa kita semuanya melompat menjadi sebuah negara sejahtera,” terang Jokowi.
Baca juga : Relawan Projo Gabung Tim Pemenangan Ganjar, Ahmad Basarah: Realistis
Jokowi mencontohkan sejumlah negara di Amerika Selatan, banyak yang sejak dekade 1950 masih menyandang status sebagai negara berkembang sampai saat ini atau 73 tahun lamanya. Dia mengeklaim hal itu terjadi lantaran negara tersebut tidak memanfaatkan kesempatan untuk melompat menjadi negara maju.