
TIKTAK.ID – Koalisi parpol Islam atau poros partai Islam untuk Pilpres 2024 yang digadang-gadang usai pertemuan politik PKS dan PPP pada Rabu (14/4/21) lalu, mengundang respons dari sejumlah partai. Terlebih yang selama ini identik dengan agama mayoritas di Indonesia, seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan bergabung dalam rencana koalisi poros partai Islam yang hendak digagas oleh PKS dan PPP itu.
“PAN tidak akan ikut dalam wacana poros Islam,” ujar Viva Yoga dalam keterangan resminya, Kamis (15/4/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Menurut Viva, semua pihak harus hati-hati saat menggunakan politik identitas berbasis agama sebagai merek untuk “dijual” ke publik. Ia pun menilai simbol agama tidak perlu dibawa-bawa dalam politik Indonesia.
“Karena hal itu bisa menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional,” tutur Viva.
Viva menyebut wacana koalisi partai yang berbasis agama berpotensi menimbulkan antitesis poros lain yang berbasis nonagama. Ia menganggap kondisi politik semacam ini tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa Indonesia.
“Sebaiknya wacananya diarahkan ke adu ide dan gagasan, demi meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul, memperbaiki kesehatan, serta perekonomian nasional,” terang Viva.
“Bukan hanya politik prosedural atau rutinitas, namun berpolitik yang substantif dan produktif,” imbuh Viva.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengakui bahwa pihaknya membuka kemungkinan untuk mendukung wacana tersebut. Ia menilai rencana tersebut harus digagas serius dan punya arah yang jelas untuk masyarakat luas.
“Terbuka kemungkinan untuk mendukung dan bergabung jika wacana ini dapat digagas dengan serius dan memiliki arah dan format yang jelas bagi perubahan masa depan Indonesia,” ucap Jazilul.
Jazilul juga menganggap wacana tersebut bisa membangun poros kekuatan demokrasi baru di Indonesia. Salah satunya, kata Jazilul, dengan menawarkan ide dan pelbagai program keumatan yang lebih baru.
“Tentunya tidak berhenti pada wacana yang sekadar mengawang-awang,” lanjutnya.