TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi masih menjadi kandidat favorit jika bisa mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pilpres 2024. Pasalnya, elektabilitas Jokowi masih paling tinggi dibandingkan calon-calon potensial lainnya.
Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Jokowi saat ini telah mencapai 18 persen. Berikutnya disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan elektabilitas 12 persen.
“Masih nama-nama populer yang selama ini kita dengar yang muncul, Pak Jokowi 18 persen, dan Prabowo 12 persen,” ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam jumpa pers daring, Senin (22/2/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Baru Diguyur Hujan 2 Jam, Kantor Gubernur Ganjar Sudah Kebanjiran
Lebih lanjut, di posisi ketiga terdapat nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan elektabitas 5,7 persen. Setelah itu, ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabitas 3,5 persen.
Lantas LSI juga mencoba mengadakan survei dengan menghilangkan Jokowi dari daftar nama kandidat. Pasalnya, Jokowi sudah tak bisa maju kembali usai menjabat selama dua periode.
Berdasarkan simulasi terhadap 29 nama, 14 nama, dan 10 nama, hasilnya Prabowo jadi yang paling perkasa. Ketua Umum Partai Gerindra itu selalu berada di puncak dengan tingkat keterpilihan di atas 20 persen.
Kemudian terdapat dua nama yang bersaing ketat. Ganjar selalu menempati urutan kedua saat Jokowi tak masuk daftar kandidat, sedangkan Anies harus puas menempati posisi ketiga.
“Kalau nama Pak Jokowi tidak dimasukkan ke dalam simulasi, maka suara Pak Jokowi itu pun menyebar. Belum ke satu calon tertentu kalau kita perhatikan, namun yang paling banyak itu ke Pak Ganjar,” jelasnya.
Untuk diketahui, survei tersebut melibatkan sebanyak 1.200 responden yang dipilih melalui metode multi stage random sampling. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Baca juga : Cek Hoaks atau Fakta: Diduga Hina Presiden, Rocky Gerung Akhirnya Ditangkap
Jokowi sendiri sebenarnya tidak bisa menambah masa jabatan sebagai presiden karena kepemimpinan Pemerintah Indonesia dibatasi dua periode. Akan tetapi, belakangan ini sempat muncul usulan, salah satunya dari kader Gerindra Arief Poyuono, agar Jokowi bisa kembali maju sebagai calon presiden pada 2024 untuk periode ketiga.
Poyuono menyatakan bahwa Ketua Umum partainya, Prabowo, tak akan mampu menjadi presiden karena bakal kewalahan menghadapi dampak pandemi yang diprediksi berlangsung lama.