TIKTAK.ID – Perusahaan raksasa teknologi, Apple menggugat NSO Group atas spyware Pegasus yang secara khusus menargetkan iPhone. Apple juga berusaha untuk secara permanen memblokir perusahaan yang berbasis di Israel itu agar tidak dapat menggunakan perangkat lunak, atau layanan Apple lainnya.
“Aktor yang disponsori negara seperti NSO Group menghabiskan jutaan dolar untuk teknologi pengawasan canggih tanpa akuntabilitas yang efektif. Itu perlu diubah,” kata Wakil Presiden Senior Rekayasa Perangkat Lunak Apple, Craig Federighi pada Selasa (23/11/21), ketika mengumumkan gugatan tersebut, seperti yang dilansir RT.
Keluhan tersebut diajukan di Pengadilan Federal di San Jose, California dan memberikan “informasi baru” terkait bagaimana cara NSO menginfeksi ribuan iPhone dengan spyware Pegasus-nya, yaitu dengan menggunakan eksploitasi yang disebut FORCEDENTRY yang sejak itu telah diperbaiki.
Selain larangan yang diberlakukan oleh pengadilan untuk mengakses produk dan layanan Apple, perusahaan menuntut “ganti rugi atas pelanggaran mencolok NSO Group terhadap Undang-Undang Federal dan Negara Bagian AS, yang timbul dari upayanya untuk menargetkan dan menyerang Apple dan penggunanya.”
CitizenLab, perusahaan hak digital di University of Toronto di Kanada mengungkapkan pada September bahwa NSO telah mengeksploitasi kerentanan dalam sistem operasi iOS Apple untuk menginstal Pegasus pada ribuan iPhone di seluruh dunia –yang antara lain menargetkan aktivis hak asasi manusia, jurnalis dan politisi.
Keberadaan Pegasus terungkap awal tahun ini. Selain Israel, Pemerintah Azerbaijan, Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Rwanda, Arab Saudi, Hongaria, India, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah dituduh menggunakannya.
Karena pengungkapan tersebut, NSO ditambahkan ke daftar hitam Pemerintah AS pada Oktober, akibatnya memotong akses investor ke Amerika. Padahal saat ini AS sedang menghadapi default $ 500 juta setelah peringkat kreditnya diturunkan pada Senin kemarin.
Langkah yang diambil Apple ini dilakukan menyusul kritik dari perusahaan teknologi lain termasuk Microsoft, Meta Platforms (sebelumnya Facebook), pemilik Google Alphabet dan Cisco Systems.
Apple mengatakan ingin meminta NSO Group dan perusahaan induknya OSY Technologies “bertanggung jawab atas pengawasan dan penargetan pengguna Apple”.
Namun, NSO berdalih hanya bekerja dengan lembaga dengan catatan hak asasi manusia yang baik. Dengan cara itu, mereka berusaha membedakan dirinya dengan peretas bawah tanah yang melakukan aktivitas jahat.
Dengan menggugat NSO Group, Apple menolak perbedaan itu.
Apple menegaskan, “Tidak masalah siapa Anda, jika Anda adalah kelompok yang mencoba meretas produk Apple, Apple akan mengambil tindakan -apa pun motifnya.”