TIKTAK.ID – Menteri Luar Negeri China meminta AS untuk menutup semua “penjara rahasianya” di seluruh dunia dengan menyebut pusat penahanan Guantanamo sebagai “halaman gelap” dalam sejarah hak asasi manusia.
Berbicara dalam konferensi pers reguler pada Rabu (12/1/22), Jubir Kemenlu China, Wang Wenbin mengatakan bahwa 20 tahun setelah pembentukannya, Guantanamo masih menjadi penyebab “kemarahan besar” di antara komunitas internasional, seperti yang dilansir RT.
Dia menyatakan bahwa meskipun berkali-kali AS berjanji untuk menutup penjara yang berbasis di Kuba itu, namun penjara itu masih tetap beroperasi dan kini masih menahan 39 orang, dan hanya segelintir dari mereka yang tidak didakwa atau dihukum karena kejahatan yang tidak jelas. Sebagian para tahanan bahkan tidak pernah diajukan ke meja hijau. Mereka langsung disekap tanpa pengadilan.
Wang mengklaim bahwa jika ada “kamp penahanan Muslim di dunia, itu adalah Guantanamo”. Tudingannya itu tampaknya merujuk pada serangan balik bagi Amerika yang kerap menuding bahwa China menyalahgunakan hak asasi manusia Uighur.
“Faktanya, penjara rahasia yang didirikan oleh Amerika Serikat ada di seluruh dunia, dan Guantanamo hanyalah puncak gunung es,” kata Wang, mengutip laporan yang dimilikinya, dia mencatat bahwa AS telah mendirikan sejumlah besar penjara rahasia di Afghanistan dan Irak.
“Kekejaman, penyiksaan dan pembunuhan warga sipil Irak oleh militer AS setelah invasi ke Irak menyebabkan kegemparan dunia atas skandal penyalahgunaan tahanan di penjara Abu Ghraib,” katanya.
Wang menyimpulkan bahwa “penjara hitam” AS adalah pengingat nyata bahwa operasi Amerika secara global atas nama hak asasi manusia sepenuhnya adalah bohong dan menyesatkan.
Wang meminta AS untuk merenungkan tindakannya dan “segera menutup Guantanamo dan penjara rahasianya di seluruh dunia”.
Wang menambahkan bahwa penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap para tahanan harus segera dihentikan.
Sebelumnya, Pemerintahan Joe Biden menyatakan akan menutup penjara “mengerikan” itu pada konferensi pers di Gedung Putih pada Februari 2021. Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah penjara akan ditutup pada saat Biden meninggalkan kantor, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki berkata, “Itu tentu saja tujuan dan niat kami.”
Namun, Pemerintahan Biden hingga saat ini belum membuat banyak kemajuan untuk mencapai tujuan itu.