TIKTAK.ID – Thailand menangguhkan rencana pasukannya untuk berlatih bersama dengan militer Amerika Serikat setelah sembilan tentara Thailand dinyatakan positif virus Corona usai kembali dari Hawaii, kata Kementerian Pertahanan pada Minggu (2/8/20).
Kantor Berita Reuters melaporkan bahwa tentara Thailand yang terinfeksi itu di antara 151 perwira Thailand yang kembali dari pelatihan Lightning Forge 2020 dengan tentara Amerika di Hawaii selama tiga minggu pertama Juli lalu.
“Militer telah menangguhkan semua rencana untuk membawa pasukan ke luar negeri sampai situasi membaik,” kata Jubir Kementerian Pertahanan, Kongcheep Tantawanich. Thailand tidak memiliki rencana untuk pelatihan bersama dengan negara-negara lain kecuali Amerika Serikat, tambahnya.
Kepala Unit Anti-Covid-19 Angkatan Darat Thailand, Nattapon Srisawat mengatakan kepada Reuters bahwa tentara harus berhati-hati. “Akan sulit untuk bepergian saat ini karena kita harus lebih hati-hati,” katanya.
Hingga saat ini Thailand telah melaporkan 3.317 kasus dan 58 kematian akibat Covid-19. Infeksi yang terjadi baru-baru ini diimpor dari luar negeri, menandai 69 hari berturut-turut tanpa transmisi domestik.
Sebelumnya, pada pertengahan bulan lalu, Menteri Pertahanan Jepang khawatir dengan penyebaran virus Corona di pangkalan militer Amerika di Okinawa yang mencapai hingga ratusan kasus.
“Ini adalah situasi yang sangat serius. Saya meminta pihak Amerika untuk mengambil tindakan tegas untuk mencegah penularan lebih luas,” kata Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono.
Dalam konferensi pers Kono mengatakan bahwa pihak Amerika berjanji menyelesaikan persoalan itu secara tuntas. Kono mengatakan bahwa sampai detik ini Tokyo dan Washington masih terus bertukar informasi terkait klaster baru wabah Corona.
Pada bulan yang sama, Korea Selatan meminta serdadu Amerika Serikat yang berada di seluruh pangkalan di negara itu untuk melakukan tes Covid-19. Tes harus dilakukan sebelum para tentara Amerika mendarat di negara itu.
Pasukan Amerika Korea (USFK) bulan itu melaporkan sedikitnya 25 kasus, di antara para prajurit dan pegawai Amerika. Seluruh kasus tersebut terdeteksi pada saat kedatangan atau pada masa karantina wajib 14 hari bagi para serdadu Amerika.