TIKTAK.ID – Pandemi virus Corona atau Covid-19 selama beberapa bulan terakhir telah memaksa masyarakat melakukan aktivitas dengan menjaga jarak, bahkan hanya dengan bertatap muka secara daring. Tak terkecuali kegiatan belajar di sekolah, kini mau tidak mau untuk sementara waktu hanya bisa dilakukan secara online.
Pemerintah kemudian berencana untuk memberikan stimulus kepada anak sekolah dalam bentuk pulsa hingga ponsel (handphone) untuk membantu pelajar yang berasal dari keluarga miskin.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memaparkan banyak pelajar yang berasal dari keluarga miskin kesulitan untuk mendapatkan pelajaran secara daring, karena tidak semuanya memiliki ponsel. Untuk itu, pihaknya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merancang stimulus untuk para pelajar.
Baca juga : Ma’ruf Amin: Jangan Sampai MUI Tak Dipercaya Pemerintah dan Seluruh Lapisan Masyarakat
“Kami sedang pecahkan bersama kementerian terkait, bagaimana kami bisa membantu hal itu,” ujar Sri Mulyani, seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa (11/8/20).
Sri Mulyani mengaku telah mendengar banyak pelajar tidak mampu membeli pulsa untuk mengakses pelajaran secara daring. Bahkan menurutya tidak sedikit juga para pelajar dari keluarga miskin yang tak memiliki ponsel.
“Sedang membahas, di mana mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa mendapatkan akses pembelajaran secara digital, karena teknologi, atau tidak memiliki HP atau gak bisa bayar pulsa,” ucap Sri Mulyani.
Baca juga : Pengamat Nilai Wacana Pencapresan Prabowo Tak Serius
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut pihaknya telah memberikan kebijakan yang fleksibel di tengah pandemi. Salah satunya, kata Nadiem, penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Perlu diketahui, kini dana BOS dikirim langsung ke sekolah-sekolah tanpa melalui pemerintah daerah. Hal ini bertujuan dana BOS dapat cepat disalurkan dan dapat digunakan untuk berbagai macam penanganan dampak krisis pandemi Corona. Selain itu, Dana BOS juga dapat dimanfaatkan untuk pembayaran guru honorer.
“100% fleksibilitas bisa digunakan untuk membayar kuota, data, atau pulsa para guru dan murid, yang tadinya 50% untuk honor guru, tapi dalam krisis ini dibuka restriksi. Jadi ada kesempatan bagi Kepala Sekolah untuk mendukung guru yang mungkin sekarang butuh bantuan,” tutur Nadiem saat melakukan rapat bersama Badan Anggran DPR, Rabu (15/7/20).