TIKTAK.ID – Utusan khusus Amerika untuk Korea Utara Stephen Biegun tiba di Korea Selatan pada Minggu (15/12/19). Kedatangannya ke Seoul bertepatan dengan semakin meningkatnya tekanan Pyongyang ke Washington untuk menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi yang buntu jelang akhir tahun, seperti yang dilaporkan Reuters, Minggu (15/12/19).
Biegun datang sehari setelah Korea Utara menyatakan membuat “tes penting” di lokasi peluncuran roket untuk mengembangkan senjata strategis guna menangkal ancaman nuklir Amerika.
Para analis menyimpulkan bahwa tes yang dilakukan Korea Utara itu membantu Pyongyang membangun rudal balistik antarbenua yang mampu menjangkau Amerika Serikat.
Biegun tutup mulut dan tak memberi pernyataan apapun saat tiba di bandara dekat Seoul, pada Minggu sore.
Baca juga: Perundingan dengan AS Buntu, Pyongyang Kembali Uji Coba Roket
Biegun berencana bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Senin, sebagai bagian dari tiga hari kunjungannya ke Seoul sebelum bertolak ke Tokyo untuk berkonsultasi dengan mitranya dari Jepang. Tidak jelas apakah dia akan bertemu dengan pejabat Korea Utara di perbatasan antar-Korea.
Perjalanan Biegun memunculkan spekulasi bahwa ia mungkin akan mencoba menyelamatkan negosiasi sebelumnya dengan menjangkau Korea Utara, atau dengan mengirim pernyataan ke publik.
Ketegangan terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan serangkaian uji coba senjata dan meningkatnya kritik kepada Amerika oleh Pyongyang. Situasi saat ini memicu kekhawatiran kedua negara akan kembali ke jalur permusuhan seperti yang telah mereka jalani sebelum ditempuh jalur diplomasi tahun lalu.
Baca juga: Baku Umpat Kim Jong Un vs Donald Trump Terus Berlanjut
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump bertemu tiga kali sejak tahun lalu untuk merundingkan penghentian program nuklir dan rudal Pyongyang, namun belum ada hasil berarti dari pertemuan-pertemuan itu.
Bahkan, Pyongyang berjanji menempuh “jalan baru” yang belum ditentukan bila Amerika Serikat gagal memenuhi tuntutannya sebelum akhir tahun ini.
Pembicaraan antara Amerika dan Korea Utara mengenai denuklirisasi gagal sejak Trump meninggalkan pertemuan puncaknya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Februari lalu. Pembicaraan mereka menemui jalan buntu setelah tak ditemui kesepakatan seberapa banyak sanksi yang akan dihapus Amerika Serikat dan berapa banyak program senjatanya yang bersedia dihentikan Pyongyang.
Baca juga: Trump Juluki Kim Jong Un ‘Rocket Man’