TIKTAK.ID – PPP diketahui menyoroti cara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membanggakan turunnya pengangguran hingga kemiskinan di era kepemimpinannya. PPP mengatakan bahwa sebagai seorang negarawan, seharusnya SBY membandingkan dengan fair dan objektif.
“Boleh-boleh saja membandingkan, namun harus apple to apple. Lihat sikon yang melingkupi, harus fair dan objektif sebagai negarawan,” ujar Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi, seperti dilansir detik.com, Jumat (11/6/21).
“Menurut data statistik (era SBY) memang bagus bahwa pengangguran drop. Tapi pengangguran tertutup saat itu dilihat ndak (nggak), apalagi saat ini dihantam pandemi Covid-19 yang di era SBY tidak ada Covid,” imbuh pria yang akrab disapa Awiek ini.
Kemudian Awiek menjelaskan alasan SBY tidak fair dalam membandingkan. Awiek pun menyinggung data pengangguran tertutup yang tidak dilihat oleh SBY.
Awiek menyatakan heran dengan cara perbandingan yang dilakukan SBY. Sebab, ia menilai seharusnya segala faktor mulai dari pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan, hingga infrastruktur juga harus dibandingkan dalam kondisi normal.
“Apakah juga nanti akan bilang kalau di era beliau jemaah haji bisa berangkat, di era sekarang tidak bisa? Ya tentu saja ada faktor Covid yang membedakan, sehingga caranya harus fair, yakni melihat dalam situasi normal. Berapa perbandingan pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan, dan kondisi infrastruktur bagaimana? Itu yang harus sama-sama dibandingkan dalam kondisi normal,” tutur Awiek.
Senada dengan Awiek, Ketua DPP PKB, Faisol Riza beranggapan setiap pemerintahan memiliki tantangan yang berbeda.
“Setiap pemerintahan mempunyai tantangan yang berbeda, dan setiap tantangan tentu memerlukan kerja keras. Selain itu, jangan lupa bahwa sekarang juga masa pandemi, yang jauh lebih sulit karena bukan hanya kesehatan, melainkan masuk sampai ekonomi nasional kita. Bukan hanya satu negara, tapi seluruh dunia mengalami,” jelas Faisol.
Menurut Faisol, sulit jika SBY membandingkan era kepemimpinannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Faisol pun menyebut Jokowi sudah berupaya untuk tetap menggerakkan roda perekonomian dan mempertahankan kondisi ekonomi negara.
“Sehingga sulit dibandingkan antara pemerintahan hari ini dengan pemerintahan Pak SBY di masa lalu. Tapi di tengah pandemi dan kesulitan ekonomi global ini, pemerintah bekerja keras dan sampai sekarang meski ada tingkat pengangguran meningkat, kemiskinan meningkat, utang meningkat, namun setidak-tidaknya roda perekonomian tetap berjalan dan tidak seperti yang kita bayangkan kejatuhan ekonominya,” tuturnya.