TIKTAK.ID – Rencana koalisi Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diduga dapat bubar di tengah jalan. Hal itu bila PKS dan Demokrat tetap saling ngotot mengajukan tokoh masing-masing sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Anies Baswedan dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Untuk diketahui, Demokrat mengajukan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sementara PKS mencalonkan Ahmad Heryawan (Aher).
“Jika Demokrat dan PKS keukeuh pasang Cawapres dari kadernya, maka kemungkinan koalisi yang coba dibangun akan bubar di tengah jalan,” ungkap Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis, Fadhli Harahab, pada Selasa (1/11/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Puan Buka Suara Usai Dewan Kolonel Disanksi PDIP
Kemudian Fadhli mengingatkan kalau sejak awal NasDem telah menegaskan untuk mengusung calon nonpartai jika mau berkoalisi. Dia menyatakan syarat itu ditujukan untuk Demokrat dan PKS.
“Ajukan AHY dan Aher oleh Demokrat dan PKS sebagai bargaining position atau posisi tawar. Sebab, kedua parpol ini cukup punya kekuatan di kancah politik nasional. Bisa jadi kedua parpol tersebut akan membuka pintu koalisi dengan parpol lain jika platform yang dibangun sama,” terang Fadhli.
Menurut Fadhli, koalisi yang coba didirikan oleh NasDem, PKS, dan Demokrat masih belum sepenuhnya terbangun.
Baca juga : Jokowi Soal Menteri Mau Nyapres: Kalau Mengganggu, Dievaluasi!
“Bila PKS dan Demokrat menawarkan kadernya jadi Cawapres, bisa bubar di tengah jalan itu konsolidasi,” tutur Fadhli.
Sedangkan Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengklaim penentuan siapa yang menjadi Cawapres pendamping Anies menjadi ganjalan komunikasi dari NasDem, PKS, dan Demokrat untuk mewujudkan sebuah koalisi Pilpres.
“Tentu saja ada keinginan dari masing-masing partai politik untuk mengajukan kader mereka sebagai pendamping Anies, termasuk keinginan Partai Demokrat untuk mengedepankan AHY dan PKS mengedepankan Aher,” jelas Bawono.
Baca juga : KSAD Dudung Bawa Putranya Temui Panglima Andika Saat Wisuda Taruna
Bawono menjelaskan, Cawapres pendamping Anies harus figur yang memiliki potensi elektoral baik, khususnya di kantong-kantong suara besar seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Karena jika merujuk pada hasil survei sejumlah lembaga elektoral, Anies lemah di dua provinsi besar tersebut. Padahal pemilih di dua provinsi itu sangat besar dan menentukan perolehan suara,” ucap Bawono.