TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut rupiah menguat terlalu tajam dan cepat akhir-akhir ini. Ia pun meminta Bank Indonesia (BI) agar berhati-hati mengendalikan nilai tukar rupiah.
Jokowi menilai jika rupiah terlalu kuat, bisa berdampak lebih terhadap ekonomi. Selain itu, akan ada pihak yang tidak suka.
“Nilai tukar rupiah kita menguat, tapi kalau menguatnya terlalu cepat kita harus hati-hati,” ujar Jokowi saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Ritz Carlton, SCBD, dilansir CNBCIndonesia.com, Kamis (16/1/20).
Baca juga: Langkah Kejagung Tahan Lima Tersangka Kasus Jiwasraya Diapresiasi Jokowi
Jokowi mengatakan ada pihak yang senang dan tidak senang dengan menguatnya rupiah. Menurutnya, salah satu pihak yang tidak senang jika rupiah menguat terlalu cepat adalah eksportir. Dengan rupiah yang terlalu menguat, kata Jokowi, maka bisa berbahaya karena daya saing menurun.
Di sisi lain, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah memahami apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi terhadap pergerakan mata uang yang menguat terlampau lebih cepat dari yang dibayangkan.
“Kalau dia gradual, terus menguat sampai Rp13.000/US$ maka bagus. Tapi jangan terlalu cepat, ini yang dipermasalahkan,” ucapnya.
Halaman selanjutnya…