
TIKTAK.ID – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi mengaku tidak yakin jika mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman bergabung dengan kelompok teroris ISIS atau ISIL.
Muhyiddin menyampaikan hal itu ketika dihadirkan sebagai ahli dalam sidang lanjutan kasus dugaan terorisme dengan terduga Munarman di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada Senin (7/3/22).
“Saya meragukan kalau beliau ikut bergabung dengan kelompok teroris ISIS atau ISIL. Saya bersaksi asyhadu. Apa yang saya tahu apa yang saya kenal, beliau orang baik, bukan karena beliau itu sahabat saya,” ujar Muhyiddin, seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Survei PPI: Prabowo Kalah dari Ridwan Kamil soal Penampilan Berkarisma dan Berwibawa
Muhyiddin mengatakan bahwa selama ini Munarman dikenal sebagai aktivis dan ahli hukum. Dia pun menyebut Munarman juga punya banyak berjejaring dengan banyak ormas-ormas Islam.
Kemudian Muhyiddin menyatakan kerap membaca pemikiran Munarman yang dimuat di banyak media. Dia menilai pemikiran Munarman jernih dan kritis saat memandang suatu persoalan.
“Dengan beberapa hal beliau memang memiliki pandangan tak sejalan Pemerintah. Khususnya dalam konteks penegakan hukum, karena referensinya berbeda,” ucap Muhyiddin.
Baca juga : Desak Menag Yaqut Diproses Hukum, PA 212 Ancam Gelar Demo Berjilid-jilid
Selain itu, Muhyiddin mengklaim sempat bertemu dengan Munarman di kediaman Mantan Ketua MPR, Amien Rais. Dia mengungkapkan, pertemuan tersebut dilakukan seminggu sebelum Munarman ditangkap oleh polisi.
Menurut Muhyiddin, dalam pertemuan tersebut Munarman menceritakan bahwa pihak Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) diduga diancam oleh pihak tertentu, supaya tidak melakukan pengusutan terhadap kasus pembunuhan 6 laskar FPI. Tidak hanya itu, lanjut Muhyiddin, Munarman pun mengeluh kerap dituduh melakukan baiat kepada ISIS.
“Beliau dituduh bla bla, tapi beliau mengatakan ‘saya tidak pernah melakukan baiat itu’,” terang Muhyiddin.
Baca juga : Muannas Alaidid Kritik Keras MUI: Dibiayai Negara tapi Seperti Oposisi
Sebelumnya, Munarman menganggap perkaranya ini sengaja dibuat-buat demi pembenaran atas pembubaran FPI oleh Pemerintah.
“Sebetulnya skenario dari perkara ini mereka ingin membuktikan, karena sudah kadung membubarkan FPI. Nah karena FPI sudah kadung dibubarkan, namun alasan pembubarannya itu karena ceramah Habib Rizieq saat milad tanggal 16 atau 18 Agustus itu 2014, yang di-framing oleh mereka mendukung ISIS, padahal tidak,” ungkap Munarman.