TIKTAK.ID – Salim Segaf al-Jufri diminta Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) supaya tampil ke hadapan publik sebagai wujud persiapan alih kepemimpinan nasional. Permintaan itu menjadi rekomendasi Musyawarah Majelis Syura IV yang berlangsung pada Rabu (30/6/21).
Tujuan rekomendasi tersebut diangkat adalah supaya masyarakat mendapati bahwa PKS sebagai partai oposisi hadir di tengah publik. Salim Segaf saat ini selaku Ketua Majelis Syura PKS.
“Peserta musyawarah merekomendasikan agar Ketua Majelis Syura PKS, Dr. Salim Segaf al-Jufri memberikan keteladanan nyata di hadapan publik,” rekomendasi Musyawarah Majelis Syura IV sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com mengutip laman resmi DPP PKS, Rabu (30/6/21).
Baca juga : BNPT: Aktivitas Teroris Selama Pandemi Covid-19 Meningkat di Dunia Maya
“Saatnya tokoh kunci PKS dikenal publik secara luas,” lanjut pesan di laman tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKS, Ahmad Fathul Bari menjelaskan bahwa rekomendasi diterbitkan Majelis Syura PKS hingga saat ini hanya sebatas meminta Salim Segaf supaya tampil dalam kepemimpinan nasional selaku salah satu tokoh kunci serta pimpinan tertinggi di PKS.
Baginya, Majelis Syura PKS belum memastikan apakah bakal mendorong Salim Segaf sebagai calon presiden (Capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nantinya atau tidak.
Baca juga : 6 Tokoh ini Disebut King Maker Pilpres 2024, Siapa Saja?
“Sementara keputusannya belum menyebutkan hal tersebut [Salim Segaf jadi Capres],” terang Fathul.
Melalui tindakan ini, dia melanjutkan, Majelis Syura PKS mengharapkan kehadiran dan keteladanan dari kepemimpinan Salim Segaf bisa dirasakan serta diketahui masyarakat secara kian luas.
Lebih awal, Ketua Departemen Politik DPP PKS, Nabil Ahmad Fauzi menyatakan bahwa Musyawarah Nasional (Munas) PKS memesankan untuk mendahulukan calon presiden (Capres) dari kader dalam partai.
Baca juga : Pertemuan Khusus Prabowo dan Bos WHO di Jenewa, Apa Saja Agendanya?
Tetapi, PKS tidak menutup kesempatan untuk mengangkat politikus nonkader, misalnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, termasuk Ketua Umum Partai Demorkat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Nabil menyatakan PKS membuka diri untuk mengusung Capres nonkader melalui tiga pertimbangan. Pertama, ambang batas pencalonan presiden terpenuhi oleh koalisi partai pengusung. Kedua, tingkat elektabilitas Capres-Cawapres. Ketiga, antarpartai pengusung Capres bersama PKS, harus memiliki kesepakatan.