TIKTAK.ID – Pertemuan para pemimpin NATO untuk pertemuan puncak di Brussels telah memperingatkan ancaman militer yang ditimbulkan oleh China, dengan mengatakan langkah China adalah “tantangan sistemik”.
China, mereka bilang, dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya, “tidak jelas”, tidak transparan soal modernisasi militernya dan bekerja sama secara militer dengan Rusia.
Dilansir BBC, Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan China “semakin mendekati” NATO dalam hal kemajuan militer dan teknologi.
Namun dia menekankan aliansi tidak menginginkan Perang Dingin baru dengan China.
NATO adalah aliansi politik dan militer yang kuat dengan anggota antara 30 negara Eropa dan Amerika Utara. Aliansi itu didirikan setelah Perang Dunia Kedua sebagai tanggapan terhadap ancaman ekspansi komunis.
Dalam beberapa tahun terakhir, aliansi itu berada di bawah tekanan ketika para pemimpin memperdebatkan tujuan dan pendanaannya.
Ketegangan meningkat selama masa kepresidenan Donald Trump, yang mengeluhkan kontribusi keuangan negaranya untuk aliansi dan mempertanyakan komitmen AS untuk membela mitra Eropa.
Ini adalah pertemuan NATO pertama sejak Joe Biden menjabat, dan presiden baru telah berusaha untuk menegaskan kembali dukungan Amerika kepada aliansi berusia 72 tahun itu.
Biden mengatakan NATO sangat penting untuk “kepentingan AS” dan aliansi itu memiliki “kewajiban suci” untuk mematuhi Pasal 5 dari perjanjian pendiriannya, yang mewajibkan anggota untuk saling membela jika ada serangan.
Ditanya tentang pertemuan puncaknya yang akan datang dengan Vladimir Putin di Jenewa pada Rabu besok, Biden menggambarkan presiden Rusia sebagai “musuh yang layak”.
Dalam perkembangan lain, para pemimpin NATO juga setuju untuk membayar agar bandara Kabul tetap beroperasi di Afghanistan, karena AS dan sekutunya menarik pasukan dari negara itu.
Pada pertemuan itu, anggota aliansi, Turki telah menawarkan untuk menjaga dan mengoperasikan bandara setelah pasukan hengkang dari Turki.
Para pemimpin NATO sepakat selama KTT di Brussels untuk menyusun konsep strategis baru yang akan memandu pendekatannya terhadap Rusia, China, dan ancaman serta tantangan yang muncul. Ini akan dipersiapkan untuk diadopsi pada pertemuan puncak berikutnya di Spanyol pada 2022.