TIKTAK.ID – Rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta membentuk tentara siber penangkal hoaks yang menyerang Gubernur Anies Baswedan, diketahui menuai kritik. Langkah MUI DKI tersebut dianggap tidak sejalan dengan tugas MUI sebagai pengayom masyarakat.
MUI pun dituding memiliki misi terselubung terkait pembentukan tentara siber, yakni misi yang berkaitan dengan urusan politik menjelang Pilpres 2024.
Kritik terhadap Langkah MUI itu santer dilontarkan oleh PDIP dan PSI. Kedua partai itu mempertanyakan tugas dan wewenang MUI membentuk cyber army penangkal hoaks pemberitaan yang diklaim menyudutkan Anies dan para ulama.
Baca juga : Polisi Tangkap Lalu Lepas Provokator ‘Bakar Polres dan Jihad Lawan Densus 88’
“Apakah MUI memiliki tugas sebagai (pasukan) siber? Saya kira tidak,” ujar Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, seperti dilansir CNN Indonesia, Senin (22/11/21).
Seperti diketahui, rencana pembentukan bala siber tersebut kali pertama disampaikan Ketum MUI DKI Jakarta, Munahar Muchtar. Munahar memaparkan, bala siber yang akan berada di bawah Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI Jakarta itu bakal membeberkan data prestasi Anies, jika orang nomor satu itu di DKI itu disudutkan, contohnya terkait kinerja.
Munahar pun menyatakan Infokom MUI DKI akan melakukan “Amar Ma’ruf Nahi Mungkar” melawan para buzzer yang meresahkan. Bukan hanya soal Anies, kata Munahar, tapi juga narasi yang menyudutkan umat Islam dan ulama.
Baca juga : Jokowi Ajak Yusril Ketemu di Istana, Bahas Apa?
“Bila para buzzer mencari kesalahan Anies, maka Infokom mengangkat keberhasilan Anies baik tingkat nasional maupun internasional,” terang Munahar lewat Rapat Koordinasi Bidang Infokom se-DKI Jakarta di Hotel Bintang Wisata Mandiri, Senin (11/10/21).
Sementara itu, peneliti senior Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Achmad Munjid turut mempertanyakan rencana MUI DKI itu. Dia mengatakan MUI DKI terlalu ceroboh menarik kesimpulan soal kelompok yang memusuhi umat Islam.
Munjid bahkan curiga bala siber itu hanya berpotensi membuat narasi pembelah dan menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat. Apalagi, belakangan ini partai politik dan sejumlah politikus sudah mulai ancang-ancang menghadapi musim Pemilu 2024.
Baca juga : PKB Kritik MUI DKI Soal Bentuk Cyber Army: Itu Namanya Tim Sukses, Keluar dari Tugas MUI
“Belum-belum, MUI sendiri kan menggunakan istilah ‘menghadapi kekuatan yang memusuhi umat Islam’. Kita tahu, sejak maju Pilgub, Anies berada di mana, sehingga ini soal dukungan politik juga,” tegas Munjid.