TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan ini sudah tidak lagi membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke dalam konflik internal partainya. Melalui keterangan tertulis, AHY mengakui bahwa Jokowi tidak mengetahui adanya upaya kudeta oleh sekelompok oknum yang hendak melengserkannya dari kursi Ketua Umum Demokrat.
“Saya telah mendapat sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu mengenai keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanyalah akal-akalan kelompok Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) untuk menakut-nakuti para kader,” ujar AHY, seperti dilansir Kompas.com.
Menurut AHY, hubungan Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) cukup baik. AHY menuding ada pihak yang ingin memecah-belah hubungan baik Jokowi dan SBY dengan menggulirkan isu kudeta di Partai Demokrat.
Baca juga : Melihat Peluang Risma Tantang Anies di Pilgub DKI, Bakal Seru?
“Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi sebenarnya cukup baik, namun kelompok ini berusaha memecah-belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” ucap AHY.
AHY mengklaim masih akan terus memantau dan menerima laporan dari para kader terkait upaya kudeta di Partai Demokrat. Ia menjelaskan, mulanya para pelaku GPK-PD berusaha memengaruhi para pemilik suara melalui pengurus DPD dan DPC serta para mantan pengurus.
AHY melanjutkan, para pelaku gerakan menyatakan sudah mengumpulkan puluhan bahkan ratusan suara, demi bisa menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB), padahal hanya tipuan. Setelah itu, kata AHY, para pelaku gerakan memakai alasan KLB karena faktor internal. Padahal, lanjutnya, persoalan itu merupakan persoalan eksternal.
Baca juga : Eks Petinggi Demokrat Yakin KLB Bakal Sukses Lengserkan AHY
“Kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB,” terang AHY.
Sebelumnya, AHY sempat menyampaikan dugaan keterlibatan Jokowi dalam upaya pelengserannya dari kursi Ketua Umum. Demokrat menuding Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko berdiskusi dengan sejumlah anggota Partai Demokrat mengenai pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menggusur AHY dari pucuk pimpinan.
Setelah itu, AHY mengirim surat kepada Jokowi untuk meminta klarifikasi keterlibatan Moeldoko dalam konflik internal Demokrat. AHY juga ingin memastikan apakah Jokowi telah merestui tindakan Moeldoko yang disebut berupaya melengserkan AHY untuk kepentingan Pilpres 2024.