TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertanya kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim terkait terobosan yang telah dibuat untuk mendorong dunia pendidikan. Awalnya, dalam diskusi memperingati Hari Pendidikan Nasional tersebut, Jokowi sempat menyinggung soal pesan yang telah disampaikannya ke Nadiem sebagai menteri yang menaungi kebijakan di bidang pendidikan.
“[Saya ingin] Pendidikan untuk semua, inklusif, sampai ke pinggiran dan pelosok desa Tanah Air. Namun pendidikan yang berkualitas dan kompetitif. Keduanya harus berjalan bersamaan, ini kan yang saya tugaskan ke Mas Menteri,” ujar Jokowi dalam diskusi bersama Nadiem Makarim yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Minggu (2/4/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Tidak hanya membahas pemerataan dan kualitas pendidikan, Jokowi juga menyoroti digitalisasi sekolah. Jokowi menyebut digitalisasi kian dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga ia menanyakan proses pembelajaran jarak jauh kepada Nadiem.
Kemudian Nadiem mengakui pembelajaran jarak jauh banyak menemukan kendala. Meski begitu, pendiri perusahaan Gojek itu mengatakan pandemi justru mendorong sebagian guru dan siswa menjadi semakin peka dengan platform digital.
“Jadi ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk ikuti perkembangan dan menggunakannya untuk transformasi pendidikan. Meski anak kembali ke sekolah, platform teknologi akan meningkatkan kolaborasi guru, orang tua, murid dengan cara yang belum bisa kita prediksi. Namun kesempatannya banyak,” terang Nadiem.
Lantas Jokowi kembali bertanya mengenai terobosan-terobosan Nadiem yang digunakan untuk mendorong pendidikan agar jadi lebih maju.
Nadiem mengklaim terobosan itu sudah ia jalankan melalui pelbagai kebijakan. Ia menjelaskan, di antaranya mengubah Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN), yang siswa bakal dinilai berdasarkan kemampuan literasi dan numerasi.
Ia menyebut siswa akan mengikuti survei karakter dalam asesmen tersebut.
Ia melanjtukan, nantinya survei dapat memetakan situasi siswa di sekolah terkait isu intoleransi, kekerasan seksual hingga, perundungan atau bullying.
“Dapat kita ukur, per sekolah ada peta-petanya. Ini merupakan program big data pertama kita. Pak Presiden sering menagih saya untuk melakukan digital government, dan ini langkah pertama kita,” kata Nadiem.