“Kami berusaha berkomunikasi dengan otoritas di kampus Politeknik tapi hingga dua jam berlalu masih belum ada balasan,” kata Derek, seperti yang dikutip CNN, Minggu (17/11/19).
Demonstrasi di Hongkong sudah berlangsung hampir setengah tahun dan awalnya berjalan damai. Para demonstran menentang aturan Pemerintah China yang akan menerapkan Undang-Undang Ekstradisi bagi tahanan Hongkong ke China. Aturan itu membuat khawatir warga Hongkong akan mendapat perlakuan tak adil jika tahanan diekstradisi ke China.
Baca juga: Ayah Lindsay Lohan Tak Ambil Pusing Anaknya Dikencani Pangeran Mohammed Bin Salman
Sementara setelah lepas dari Inggris pada 1997, Hongkong berada di bawah kekuasaan China dengan menggunakan prinsip pemerintahan “satu negara, dua sistem”. Ini artinya meski berada di bawah China, Hongkong menjadi wilayah otonom.
Pada September, Pemerintah sebenarnya sudah memenuhi tuntutan demonstran dengan membatalkan RUU Ekstradisi itu. Namun, bagi para demonstran hal itu sudah terlambat. Kini tuntutan mereka lebih luas lagi, bahkan menyerukan slogan: “Lima tuntutan, tidak kurang!”
Baca juga: ‘Jaga Minyak’, Dalih Baru Trump Biarkan Pasukan AS Bercokol di Suriah
Halaman selanjutnya…