Selama beberapa pekan terakhir Universitas Politeknik digunakan sebagai markas oleh para demonstran, di antaranya untuk menyimpan senjata, termasuk busur dan anak panah, ketapel dan bom molotov, meski tak jelas berapa banyak senjata yang masih tersisa.
Dalam kondisi terkepung dan terdesak, para demonstran tetap tak mau mengendorkan perlawanannya. Salah seorang pendemo, Ah Lung (19) mengatakan akan berjuang hingga akhir.
Baca juga: Babak Baru Akhir Perseteruan Erdogan-Trump
“Kami sudah terjebak di sini, itu sebabnya kami terus berjuang sampai akhir. Jika kami tak bertarung, Hongkong akan berakhir,” katanya seperti dikutip Reuters.
Masih di pagi yang sama, Presiden Persatuan Mahasiswa, Derek Liu di laman Facebooknya mengatakan bahwa ribuan mahasiswa masih di dalam kampus. Sebagian dari mereka terluka.
Baca juga: Penemuan Puluhan Jasad Dalam Kontainer Bersuhu -25° C di Timur London Bikin Dunia Tercengang
Halaman selanjutnya…