TIKTAK.ID – Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan beberapa alasan pembenar atas penarikan pasukan Amerika dari Suriah. Dia bahkan menganggap negara Suriah sebagai “negeri pasir dan kematian”. Saat memutuskan untuk meninggalkan pejuang Kurdi (yang tadinya didukung Amerika), Trump mengatakan, “tidak ada malaikat,” yang dapat menghentikan “perang tanpa akhir.” Namun bagai air di daun talas, dalam beberapa hari semua ucapan Trump berubah. Kini Trump justru menetapkan cadangan minyak Suriah sebagai alasan baru untuk mengerahkan ratusan pasukan tambahan ke negara yang porak-poranda dilanda perang itu. Dia menyatakan bahwa Amerika Serikat telah berhasil merebut dan “mengamankan” ladang minyak yang menjadi sumber daya alam utama negara yang sedang kacau itu. Untuk alasan inilah Trump ingin memperluas kehadiran militernya di sana.
“Kami telah mengambil dan mengamankannya,” kata Trump tentang minyak Suriah saat konferensi pers di Gedung Putih pada hari Minggu (27/10/19), setelah mengumumkan terbunuhnya pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Tindakan menguasai ladang minyak Suriah ini sejatinya bukan buah pemikiran yang baru dari seorang Trump. Dalam jumpa pers itu Trump mengingatkan hadirin tentang bagaimana, selama perang Irak, ia pernah menyerukan penjualan minyak Irak untuk membiayai biaya konflik yang sangat besar.
“Saya bilang jaga minyaknya,” Trump menceritakan. “Jika mereka pergi ke Irak, simpan minyaknya. Mereka tidak pernah melakukannya. Mereka tidak pernah melakukannya,” ujar Trump seperti dikutip dari New York Times.
Beberapa hari pasca Presiden Barack Obama menarik pasukan Amerika dari Irak, dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada April 2011, Trump mengatakan, “Di masa lalu, Anda tahu, ketika Anda berperang, bagi pemenang (seluruh kekayaan musuh-ed) adalah rampasan,” katanya. “Anda masuk. Anda menangkan perang dan Anda mengambilnya.”
Gagasan untuk menguasai ladang minyak Suriah itu kembali muncul setelah keputusannya untuk mengeluarkan pasukan Amerika dari Suriah utara yang telah membantu milisi Kurdi memerangi sisa-sisa anasir ISIS di wilayah tersebut dikritik berbagai pihak. Langkah ini secara efektif memberi Turki lampu hijau untuk menyerang kawasan yang dihuni oleh milisi Kurdi, yang oleh Turki dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan mereka.
Baca Juga: Langkah Trump Tarik Pasukan, Picu Turki Serang Kurdi Suriah
Pesan Trump membingungkan para mantan pejabat pemerintah dan analis Timur Tengah yang mengatakan bahwa mengendalikan ladang minyak Suriah -yang merupakan kekayaan sah pemerintah Suriah- akan menimbulkan banyak kendala praktis, hukum, dan politik.
Mereka juga memperingatkan bahwa wacana Trump, dapat mengonfirmasi prasangka buruk dunia tentang motif Amerika mengirim pasukan di wilayah tersebut. Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia mengecam tindakan Trump dan menyebut Amerika sebagai “Negara Bandit.”
Pejabat Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat akan mengerahkan beberapa ratus tentara untuk menjaga ladang minyak di Suriah timur, meskipun Trump berulang kali mengatakan bahwa ia akan membawa pulang tentara Amerika dari Suriah.
Baca Juga: Tersandung Ukraina Gate, Trump Terancam Dimakzulkan