TIKTAK.ID – Untuk kesekian kalinya, deretan pejabat Amerika yang membocorkan pembicaraan telepon presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertambah.
Tak dinyana, komunikasi Trump dan Presiden Ukraina pada 25 Juli lalu ternyata berbuntut panjang. Pembicaraan telepon dua kepala negara itu tak saja menjadi buah bibir di negeri Paman Sam tapi juga menggegerkan dunia. Dalam pembicaraan itu Trump dicap sengaja menggunakan kekuasaannya menekan presiden Ukraina dan memerintahkan Ukraina menggelar penyelidikan terhadap rival utama Trump dalam pemilu 2020, Joe Biden beserta putranya Hunter Biden.
Trump berencana memanfaatkan hasil penyelidikan Ukraina untuk menghancurkan Biden dan menyingkirkannya dari bursa kandidat presiden Amerika 2020.
Langkah Trump meminta campur tangan asing dianggap banyak kalangan di Amerika sebagai tindakan yang membahayakan integritas pemilu AS dan mengancam keamanan nasional.
Akibatnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi membentuk tim penyelidikan kasus ini pada 24 September, membuat Trump terancam pemakzulan alias dilengserkan.
Pantauan TikTak dari situs berita Reuters, Senin (7/10), pembocor rahasia “Ukraina Gate” kali ini muncul dari kalangan pejabat intelijen. Pembocor rahasia, yang oleh publik Amerika disebut dengan istilah whistleblower, ini memiliki “pengetahuan langsung” tentang tuduhan terkait panggilan telepon Trump tersebut.
Andrew Bakaj, seorang pengacara whistleblower, menulis di akun Twitternya, “Saya bisa mengonfirmasi bahwa perusahaan dan tim saya mewakili banyak whistleblower sehubungan dengan laporan pada 12 Agustus 2019 kepada Inspektur Jenderal Komunitas Intelijen”. Namun, lebih lanjut Bakaj menolak memberikan keterangan.
Secara terpisah, Mark Zaid, pengacara whistleblower yang lain memberikan keterangan bahwa pejabat intelijen yang bersedia mengungkap percakapan telepon Trump telah menjalani proses wawancara dengan inspektur jenderal sebagai bagian dalam pemeriksaan awal atas pengaduan pelapor. Menurutnya, wawancara dengan Inspektur Jenderal sangat penting, karena akan memberikan perlindungan terhadap kemungkinan serangan balasan.