Perancis sendiri menambah pasukannya ke Mali setelah berhasil menekan gerilyawan di Mali Utara pada 2013. Kini pasukan Prancis terus disebar dan menjadi mandat regional dengan nama operasi Barkhane.
Prancis mengerahkan 4.500 serdadunya untuk mendukung pasukan Mali, Mauritania, Niger, Burkina Faso dan Chad untuk melawan militan Islam.
Namun, beberapa bulan terakhir terjadi kebangkitan kelompok yang terkait dengan Negara Islam dan al-Qaeda. Fokus kegiatan kelompok ini kini bergeser ke tengah-timur Mali dan daerah yang berbatasan dengan Niger dan Burkina Faso.
Baca juga: China Ciptakan Bomber Siluman H-20, Mimpi Buruk Militer AS?
Baru-baru ini seorang mantan koordinator pertahanan di Kementerian Luar Negeri Prancis Bruno Clément-Bollée memperingatkan di Le Monde. Ia mengatakan bahwa operasi Barkhane “Menemui jalan buntu”.
“Fakta-fakta di lapangan sangat jelas. Kekuatan para Jihadis terus meningkat dan ini adalah fakta yang tak dapat disangkal lagi. Kini mereka yang memiliki inisiatif,” tulis Bruno di Le Monde.
“Di Sahel, Prancis memiliki banyak hal yang mesti dikhawatirkan … Kita tampaknya tak tahu bagaimana cara keluar dari lumpur.”