
TIKTAK.ID – Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni menilai pentingnya peran ulama dalam memberantas paham terorisme. Ia pun menyarankan pihak kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu menggandeng para ulama untuk menghilangkan paham terorisme.
“Para ulama ini juga harus ikut dilibatkan oleh BNPT dan kepolisian dalam upaya memberantas paham terorisme ini,” ujar Sahroni melalui keterangan tertulis, Jumat (2/4/21), seperti dilansir Republika.co.id.
Menurut Sahroni, peran para ulama yakni memiliki sentuhan emosional yang kuat kepada para pengikutnya. Oleh sebab itu, kata Sahroni, peran mereka sangat dibutuhkan untuk mengajarkan pemahaman terkait agama yang benar.
“Saya melihat di sini peran alim ulama sangat diperlukan untuk membantu meluruskan pemahaman yang salah mengenai agama,” terang Sahroni.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyebut pelaku aksi teror di Mabes Polri pada Rabu (31/3/21) kemarin, yaitu wanita berinisial ZA (25 tahun), telah meninggalkan surat wasiat sebelum menjalankan aksinya. Sigit mengatakan surat wasiat tersebut ditemukan saat polisi melakukan penggeledahan di tempat tinggal ZA.
Seperti diketahui, ZA telah melakukan penyerangan di Mabes Polri. Setelah sempat terjadi baku tembak, ia pun akhirnya tewas akibat dilumpuhkan oleh polisi.
“Saat penggeledehan, kita telah menemukan adanya surat wasiat dan ada kata-kata di grup WhatsApp keluarganya, bahwa yang bersangkutan akan pamit,” ucap Sigit dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/3/21) malam.
Kemudian Sigit mengaku bahwa pihaknya juga menemukan unggahan dalam akun media sosial sang pelaku. Ia menjelaskan, dalam unggahan di Instagramnya 21 jam lalu, terdapat bendera ISIS dan ada tulisan terkait masalah perjuangan jihad.
“Dari hasil tersebut, juga ditemukan bahwa yang bersangkutan membawa map kuning yang di dalamnya ada amplop bertuliskan kata-kata tertentu,” kata Sigit.
Berdasarkan hasil profiling, Sigit menyatakan tersangka adalah pelaku lone wolf, atau melakukan aksi teror sendiri, yang berideologi radikal ISIS. Meski begitu, Listyo juga meminta tim Densus 88 Polri agar menelusuri kemungkinan adanya pelaku lain yang terkait dengan penyerangan tersebut.
“Jadi, saya sudah memerintahkan kepada Kadensus untuk mendalami dan mengusut terhadap kemungkinan adanya kelompok jaringan dari tersangka ini,” tegas Sigit.