TIKTAK.ID – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa nasionalisme vaksin Corona hanya akan menguntungkan virus. Dia menegaskan bahwa kerja sama internasional adalah kunci untuk memerangi virus Corona.
Hingga saat ini ada 172 negara, yang mewakili 70 persen populasi dunia, telah mendaftar untuk program skema global yang dirancang untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 dengan harga serendah mungkin dengan difasilitasi oleh COVAX, tulis RT News.
COVAX merupakan fasiltas Pengadaan global untuk vaksin Covid-19. Keberhasilan fasilitas COVAX tidak hanya bergantung pada negara-negara yang mendaftar, tetapi juga mengisi kesenjangan pendanaan utama untuk pengadaan vaksin.
“Ada cahaya di ujung terowongan. Seperti yang saya katakan pekan lalu, kita bisa bersama-sama,” ujarnya.
Tedros mengatakan sekitar 2 miliar vaksin akan didistribusikan ke seluruh dunia pada 2021. Program itu bertujuan untuk memastikan “akses yang adil” ke vaksin Covid-19 dan membuat harga “serendah mungkin”.
Sejumlah perusahaan di berbagai negara telah berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19 sejak dimulainya wabah. Enam obat anti-virus saat ini sedang menjalani uji coba Fase 3, menurut data WHO.
Awal bulan ini, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin dengan regulatornya. Meskipun hal itu dilakukan sebelum uji coba Tahap 3 yang sangat penting untuk diselesaikan.
Alexander Gintsburg, pejabat tinggi di balik vaksin “Sputnik V” milik Rusia mengatakan kepada RT bahwa lebih dari 3.500 orang yang diinokulasi dengannya tidak menunjukkan efek negatif yang serius.
Sementara di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Pemerintah telah menyiapkan 290 juta dosis vaksin Covid-19 hingga akhir 2021 nanti.
PT Bio Farma (Persero) dipercaya untuk menangani vaksi Covid-19 di Indonesia dengan bekerja sama dengan perusahaan Biotech asal China Sinovac. Bio Farma dipastikan akan menerima bulk atau konsetrat Ready to Fill (TF) vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai dengan Maret 2021.
Kepastian itu dibuktikan dengan ditekennya kesepakatan Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine, pada 20 Agustus 2020 di Hainan, China.