
TIKTAK.ID – Inisiator Partai Ummat, Amien Rais mengklaim bahwa dirinya mencium gelagat tidak lama lagi akan terjadi sesuatu yang mengejutkan dalam konstelasi politik di Indonesia jika Pemerintah tak kunjung mengubah haluan. Amien menyampaikan hal itu sebagai bentuk peringatan kepada pemimpin agar tidak takabur.
“Penciuman politik saya ini mengarah pada sesuatu yang bisa mengagetkan. Namun masih ada harapan. Ini ada mendung, tapi mendung itu akan sirna jika ada angin kencang, tidak jadi hujan,” ujar Amien melalui saluran YouTubenya Minggu (14/3/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
“Saya sudah mencium ini akan terjadi tidak lama (lagi), kalau tidak cepat putar haluan,” sambungnya.
Baca juga : Haris Azhar Beri AHY Tips Jitu untuk Hadapi Moeldoko
Kemudian Amien menyebut keadaan Indonesia saat ini memang semakin mengkhawatirkan. Meski begitu, ia tetap optimis perubahan akan tetap ada atas kuasa Allah SWT.
Menurut Amien, pengingat ini semata-mata karena ia tidak ingin negara ini menjadi porak poranda. Pasalnya, Amien menilai ada rumus kekuasaan, ketika makin zalim maka akan makin cepat rubuh.
Ia menjelaskan, kekuasaan itu tidak abadi, melainkan pemberian Allah SWT. Oleh sebab itu, kata Amien, kapan pun Allah SWT dapat mencabut kekuasaan itu secara tiba-tiba. Ia lantas mengingatkan agar pemimpin mendengarkan hati nurani.
Baca juga : Airlangga Temui Prabowo, Bahas Pilpres 2024?
“Sebelum tidur itu, jangan percaya dukun, dan jangan percaya sekeliling. Tapi dengarkan hati nurani, karena orang bisa menipu siapa pun, tapi tak bisa menipu hatinya,” tutur Amien.
Amien pun menyatakan tidak setuju dengan anggapan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya orang baik yang dirusak oleh orang di sekitar.
“Saya tidak setuju dengan orang mengatakan actually president it’s very-very good man, hanya surrounding people itu yang merusak dia,” ucapnya.
Baca juga : Viral Video Anak Dirantai, Ini Penjelasan Kapolres Purbalingga
Amien menganggap hal itu dapat dibuktikan dengan sangat mudah dalam tesis sosiologi, bahwa seseorang akan menarik seseorang yang serupa dengan dirinya.
“Ini bisa terbantah dengan sebuah tesis sosiologis yang sangat mudah. Itu orang itu mesti jenis menarik jenis,” terang Amien.
Lebih lanjut, Amien mengkritik sikap Jokowi dalam menyikapi pelanggaran HAM. Namun ia tidak menjelaskan secara spesifik pelanggaran HAM mana yang dimaksud.