TIKTAK.ID – Pemerintah Irak geram dan menuntut agar Turki menghentikan operasi militernya di utara negara itu. Di tempat itu pasukan darat dan udara Turki memulai serangan terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dituduh sebagai kelompok teroris oleh Pemerintah Recep Tayyib Erdogan.
Kementerian Luar Negeri Irak memanggil Duta Besar Turki, Fatih Yildiz pada Kamis (18/6/20) dan menyampaikan “catatan protes sangat keras” yang menyebut kegiatan militer Turki di wilayah itu sebagai provokasi. Baghdad menuntut penarikan segera pasukan Turki, dan menegaskan telah meningkatkan keamanan di perbatasan, tulis RT News.
Ankara meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai operasi “Cakar Macan” pada Selasa lalu di wilayah Haftanin, Irak utara. Serangan itu dilancarkan kepada PKK, yang disebut memberontak untuk memperoleh kemerdekaan regional. Turki menyebut PKK sebagai kelompok “teroris”. Keduanya masih secara sporadis terlibat dalam pertempuran bersenjata.
Kementerian Pertahanan Turki telah menyatakan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan lebih dari 500 target dalam 36 jam pertama.
Pada Minggu kemarin, Angkatan Udara Turki membombardir lokasi PKK di Irak utara dengan melakukan serangann terpisah.
Setelah pemboman, Pasukan Khusus Turki juga melakukan serangan darat terhadap tempat persembunyian PKK. Ankara mengatakan operasi itu merupakan tanggapan atas meningkatnya serangan terhadap pangkalan militer Turki di dekat perbatasan.
Menanggapi hal itu, militer Irak segera mengeluarkan pernyataan “menyesalkan penetrasi wilayah udara Irak oleh pesawat-pesawat Turki” yang mencapai jarak 193 Km di dalam wilayah Irak.
Turki berulang kali menyerang wilayah PKK, baik di wilayah tenggaranya sendiri maupun di Irak utara, tempat kelompok itu bermarkas. Gencatan senjata antara keduanya pecah pada 2015 dan Turki telah melancarkan operasi lintas-perbatasan ke Suriah, tempat Kurdi juga tinggal.
Ankara mengklaim operasi yang mereka lakukan kepada kelompok yang disebutnya sebagai teroris dilindungi hukum internasional. Padahal sudah menyeberang ke negara lain.
“Turki melanjutkan perjuangannya melawan teroris dengan menggunakan hak berdasarkan hukum internasional,” kata Wakil Ketua partai berkuasa Presiden Erdogan, Omer Celik, tulis media Jerman DW. “Ini adalah hak dan kewajiban kita yang paling alami untuk memerangi teroris yang menyerang perbatasan kita, warga negara, dan pasukan keamanan,” sambungnya.
Masih belum ada tanggapan dari PKK atau dari wilayah semi-otonomi Kurdi Irak utara terkait agresi Turki.
Tercatat, puluhan ribu orang tewas akibat konflik selama puluhan tahun antara Turki dan PKK, terutama di wilayah tenggara Kurdi.