TIKTAK.ID – Survei Indo Barometer melaporkan bahwa 64,6 persen masyarakat puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama satu tahun pemerintahan periode kedua 2019-2024. Namun, 33,1 persen masyarakat merasa tidak puas.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menyebut hasil survei itu lebih baik dari periode pertama Jokowi. Ia menjelaskan, pada September 2015, kepuasan terhadap Jokowi hanya 46,0 persen, dan 51,1 persen menyatakan tak puas.
“Sebesar 64,6 persen publik puas dengan kerja Presiden Joko Widodo, yang tidak puas 33,1 persen, dan yang tidak tahu/tidak jawab 2,3 persen,” ujar Qodari dalam keterangan tertulis, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (5/11/20).
Baca juga : Jubir Gerindra Ungkap Alasan Prabowo Risih Disebut ‘Menteri Terbaik’
Indo Barometer juga mencatat bahwa responden yang puas beralasan Jokowi mempunyai hasil kerja nyata (27,1 persen), Jokowi orangnya merakyat (20,1 persen), dan banyak pembangunan infrastruktur (19 persen).
Sedangkan alasan ketidakpuasan publik terhadap Jokowi yakni pemerintahan Jokowi menguntungkan pihak tertentu (16,4 persen). Kemudian 13,4 persen tak puas karena merasa banyak tenaga kerja asing, dan alasan lainnya adalah perekonomian Indonesia menurun (13,1 persen), lapangan pekerjaan terbatas (11,6 persen), serta kesejahteraan masyarakat menurun (7,6 persen).
Selain itu, dalam survei kali ini Indo Barometer menemukan ketidakpuasan publik terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin lebih tinggi daripada Jokowi.
Baca juga : Jelang Debat, Gibran Jokowi Makan Soto Bareng Ganjar Pranowo
“Sebanyak 40,8 persen responden merasa puas dengan kerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin, tapi yang tidak puas 47,4 persen, dan yang tidak tahu/tidak jawab 11,8 persen,” terang Qodari.
Perlu diketahui, alasan kepuasan terhadap Ma’ruf karena ia berperan dalam menjaga kerukunan antarumat beragama (36,5 persen), mempunyai hasil kerja nyata (16,1 persen), dan orang baik dan sederhana (12 persen). Di sisi lain, responden yang merasa tak puas beralasan hasil kerja nyata belum terlihat (65 persen), Ma’ruf tidak tegas (9,5 persen), dan kebijakan Ma’ruf terbatas (5,3 persen).
Indo Barometer melakukan survei pada 10-17 Oktober 2020 terhadap sebanyak 1.200 responden.
Baca juga : Sederet Kontroversi Habib Rizieq, dari Tuntut Ahok hingga Tudingan Kasus Pornografi
Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.