Anies Dipolisikan Terkait Akronim AMIN, Pengamat: Di Masa Kampanye Jangan Kekanak-kanakan
TIKTAK.ID – Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul meminta agar pasangan calon, tim sukses, simpatisan atau kader parpol, tidak menjadikan lapor polisi sebagai bahan gertak untuk menakut-nakuti lawan. Najmuddin menilai pada masa kampanye, seluruh pihak harus memperbesar hati dan tidak “tipis telinga” supaya tidak sedikit-sedikit lapor polisi.
“Jika sedikit-sedikit mengadu ke polisi soal gelaran kampanye, itu menunjukkan sifat kekanak-kanakan. Hadapilah pesta demokrasi ini dengan dewasa,” ujar Najmuddin, pada Selasa (26/12/23), seperti dilansir Republika.co.id.
Menurut Najmuddin, dalam setiap Pemilu selalu saja ada tim sukses yang terbawa perasaan atau baper idola atau calon pemimpin pilihannya mendapat kritik. Dia mengatakan hal itu dilanjutkan dengan laporan kepolisian dengan dalih fitnah atau pencemaran nama baik.
Baca juga : Ingatkan Soal Potensi Anak Muda Berkarya, Gibran: Kalau Telat Indonesia Begini-begini Saja
Najmuddin pun menganggap sudah menjadi risiko bagi tokoh yang maju dalam kontestasi politik untuk menjadi bahan perbincangan publik. Di mana bakal ada publik yang pro dan ada yang kontra.
“Jangan baper kalau ada rakyat yang tidak suka atau rakyat mengkritik,” tutur Najmuddin.
Teranyar, sejumlah pihak yang mengatasnamakan Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia (FADKI) melaporkan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan ke Mabes Polri, atas dugaan penistaan agama.
Baca juga : Relawan Pendukung Ganjar-Mahfud Dorong Masyarakat Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024
FADKI melaporkan Anies mengenai serangkaian dugaan penistaan agama. Antara lain berupa pencemaran agama, praktik tasyahud dengan dua jari, serta hadis nabi soal penggunaan kata “AMIN” dalam salat.
Koordinator FADKI, Umar Sagala menjelaskan bahwa dugaan penistaan agama yang dilakukan Anies menimbulkan kegaduhan, saling curiga, dan saling menyalahkan di tengah masyarakat. Dia menganggap dugaan penistaan agama tersebut berpotensi memecah-belah anak bangsa.
“Bila dilihat di medsos, ada banyak perbincangan yang berpotensi memecah-belah anak bangsa. Oleh sebab itu, tindakan ini harus segera diusut tuntas. Segera periksa dan tangkap Anies Baswedan,” kata Umar Sagala, dalam keterangan, Jumat (22/12/23).
Baca juga : Ganjar Janjikan SMKN Gratis Jika Terpilih Presiden
Umar mengeklaim punya bukti-bukti berupa video dugaan pencemaran agama, tangkapan layar praktik tasyahud dengan dua jari, dan print out hadis nabi tentang penggunaan kata “AMIN” dalam salat.
“Bukti-bukti ini sangat konkret menunjukkan terdapat unsur penistaan agama yang dilakukan Anies Baswedan,” jelasnya.