
TIKTAK.ID – Kebijakan hilirisasi pertambangan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak berbuah manis. Hasil ekspor produk pengolahan nikel dilaporkan sebesar US$33,8 miliar atau sekitar Rp519 triliun (kurs Rp15.360) pada 2022. Angka tersebut diunggah oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan melalui akun Instagram resminya.
“Di mana sebesar US$ 14,3 miliar dihasilkan dari ekspor besi dan baja. Keberhasilan itu mampu terwujud berkat keteguhan Presiden Jokowi untuk tetap melanjutkan kebijakan hilirisasi industri dalam mengolah ‘raw material’ di dalam negeri, demi nilai tambah yang lebih tinggi,” ujar Luhut, pada Rabu (22/3/23), seperti dilansir CNBC Indonesia.
Luhut mengungkapkan bahwa data tersebut juga disampaikan kepada IMF yang sempat mengunjungi kantornya beberapa hari yang lalu. Dia menilai jika dulu semua bahan mentah diekspor secara cuma-cuma, maka sekarang cukup sudah. Dia mengatakan kini Indonesia sudah bisa mengekspor besi dan baja, bukan bijih nikel lagi.
Baca juga : Isu Duet Prabowo-Ganjar, PKB Tegaskan Gerindra Tak Pernah Bahas Ganjar Jadi Cawapres
“Kami bakal melakukan hal yang sama dengan timah, bauksit, tembaga, dan lainnya. Perubahan besar ini harus dilihat negara-negara maju. This is their problem,” ucap Luhut.
“Selalu melihat negara berkembang seperti Indonesia merupakan negara yang mereka tahu dua puluh atau lima belas tahun yang lalu. Dengan memberlakukan larangan ekspor nikel, kita memiliki kekuatan untuk menghasilkan energi hijau yang sudah kita cita-citakan sejak lama,” imbuh Luhut.
Sementara itu, Luhut di hadapan para top business leaders Indonesia dan juga Asia, mengeklaim pada 2025 mendatang, pihaknya akan mampu memproduksi baterai lithium sendiri. Dia menyebut Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar ketiga di dunia pada 2027 atau 2028 nanti.
Baca juga : Pengamat Prediksi KIB Bakal Jadi Pengusung Capres yang Disiapkan Jokowi
“So, don’t look down on Indonesia,” tegas Luhut.
Lebih lanjut, Luhut menyatakan bakal ada investasi senilai US$31,9 miliar untuk pengembangan supply chain industri baterai di Indonesia hingga 2026. Dia mengaku Indonesia menarik investasi asing langsung sebesar US$ 45,6 miliar tahun lalu.
“Ini menjadi rekor tertinggi baru sejak tahun 2000,” imbuh Luhut.