TIKTAK.ID – Penyakit diabetes sering disebut dengan silent killer, karena para penderitanya kerap terlambat menyadari gejala-gejalanya. Bahkan sejumlah orang tidak mengeluhkan apa pun dan baru tahu usai kondisi tubuhnya tidak optimal.
Terdapat sejumlah gejala diabetes yang sering tidak disadari, yakni sering merasa haus, sering buang air kecil atau polyuria, berat badan turun drastis, gatal-gatal, sering lapar, urine keruh, penyembuhan luka yang lambat, serta kesemutan, mati rasa, atau nyeri di tangan atau kaki.
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan diabetes menempati urutan kelima terbanyak di dunia. Data statistik menyebut 1 dari 11 orang dewasa di Indonesia rentang usia 20-79 tahun adalah penyandang diabetes dan terus diprediksi meningkat.
Menurut Ketua Umum Persadia, Dr. dr. Sony Wibisono M, Sp.PD, K-EMD, FINASIM, 1 dari 10 orang berpeluang terkena diabetes pada 2030. Kemudian pada 2045, bakal ada sebanyak 700 juta orang yang diabetes di seluruh dunia.
Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penyandang diabetes di Indonesia yaitu masyarakat lebih mudah mengakses makanan dan minuman manis.
“Kita sadar kalau diabetes ini tidak dapat disembuhkan dan menimbulkan komplikasi,” ungkap Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, dalam sambutannya di Hari Diabetes Dunia 2022, seperti dilansir Kompas.com.
“Penyebab utama meningkatnya kasus diabetes di Indonesia karena generasi sekarang semakin mudah mengakses ke makanan dan minuman manis yang tidak sehat,” sambungnya.
Diabetes memang sering dianggap sebagai penyakit yang datang tiba-tiba dan langsung memengaruhi kondisi fisik seseorang. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes. Berikut ini di antaranya:
- Mewaspadai makanan yang dikonsumsi
- Membatasi atau menghindari makanan dan minuman yang mengandung pemanis
- Penggunaan sweetener atau pemanis yang terdaftar di pasar juga diperlukan guna membantu mengontrol gula darah
- Melakukan kontrol darah rutin
- Olahraga minimal 30 menit per hari, dapat ditingkatkan berdasarkan kekuatan dan kebutuhan
- Mengurangi konsumsi nasi dan makanan yang terbuat dari tepung
- Mengonsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti wortel, brokoli, buncis, dan labu siam.