TIKTAK.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Pemerintah telah memberi fasilitas Viability Gap Fund (VGF) untuk proyek pengelolaan sampah di Jawa Barat. VGF sendiri merupakan dana talangan yang diberikan oleh Pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur yang tidak memiliki keuntungan besar atau memiliki waktu balik modal yang lama supaya investor masih tetap tertarik untuk mengikuti tender tersebut.
Sri Mulyani menyebut proyek itu sangat ingin didorong oleh Pemerintah Pusat. Ia pun mengatakan ke depannya Pemerintah juga bakal menyetujui permintaan VGF dari DKI Jakarta.
“Saya senang, karena hari ini akhirnya ditandatangani untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tadi Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) juga berbisik minta di DKI segera. Jadi mohon Pak Luky (Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman) untuk proyek ini, agar segera VGF disetujui,” ujar Sri Mulyani dalam siaran langsung, Senin (27/7/20), seperti dilansir Tempo.co.
Baca juga : Anies-Ridwan Kamil Utang 16 Triliun Rupiah untuk Pemulihan Ekonomi
Perlu diketahui, Proyek Pengelolaan Persampahan Legok Nangka menjadi proyek pertama di sektor persampahan. Proyek tersebut kemudian mendapat dukungan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) melalui Viability Gap Fund (VGF).
Dukungan fiskal dari Pemerintah ini bersifat finansial, yakni berupa kontribusi atas sebagian biaya konstruksi. Biaya itu diberikan pada Proyek Kerja Sama yang sudah memiliki kelayakan ekonomi, namun belum memiliki kelayakan finansial.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman menyerahkan dokumen persetujuan prinsip dukungan kelayakan VGF Proyek KPBU Legok Nangka kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Baca juga : Sri Mulyani: 6 Kementerian dengan Anggaran Tertinggi Dipanggil Jokowi ke Istana, Ada Apa Lagi?
Kemudian dalam kesempatan yang sama, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan instrumen bantuan dari Pemerintah Pusat diharapkan dapat direalisasikan secepatnya. Dengan begitu, maka dapat memacu perekonomian.
Pada 2020, Kang Emil memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat berada di kisaran -2 persen hingga 2,3 persen.
“Kami kerja keras supaya kejar 2,3 persen positif, karena kalau Jawa Barat terkerek, tentu nasional ikut terbawa naik. Sebab, populasi kami yang sangat besar,” tutur Kang Emil.