TIKTAK.ID – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina menjadi momentum untuk menumbuhkan kebanggaan nasional. Dia menjelaskan, kehadiran Jokowi bukan sebagai juru runding, melainkan untuk membawa misi perdamaian dan kemanusiaan.
“Ini adalah momentum yang sangat baik bagi bangsa untuk membangun kebanggaan nasional. Di saat negara lain memilih untuk diam atau memihak, namun Indonesia justru memilih untuk aktif bergerak mengusahakan perdamaian,” ujar Moeldoko, seperti dikutip Republika.co.id dari siaran pers KSP pada Jumat (1/7/22).
Moeldoko mengatakan Jokowi juga ingin memberikan contoh kepada masyarakat soal pentingnya menyuarakan hal-hal baik tentang kemanusiaan. Dia menyebut Jokowi punya tekad yang kuat untuk memperjuangkan perdamaian Rusia-Ukraina. Pasalnya, dia menilai perang kedua negara telah memberikan dampak luar biasa terhadap global, baik dampak kemanusiaan, ekonomi, maupun sosial.
Baca juga : Pengamat Soroti Alasan Jokowi Nekat Damaikan Rusia-Ukraina Saat Perang Berlangsung
“Jokowi sudah membuktikan bahwa perdamaian mutlak diperjuangkan dengan segala risikonya, bukan hanya menunggu,” tutur mantan Panglima TNI tersebut.
Menurut Moeldoko, Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun mengenai misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia. Dia menegaskan, misi ini semata-mata untuk menjaga perdamaian dunia yang menjadi mandat konstitusi Indonesia dan menjaga legacy sebagai inisiator Gerakan Non Blok.
“Sebagai pemegang Presidensi G20, Indonesia ingin mewujudkan upaya bersama agar dapat pulih dari krisis pandemi dan global,” ucap Moeldoko.
Baca juga : Begini Kata PKB Soal ‘Main Dua Kaki’ di Koalisi Semut Merah dan Kebangkitan Indonesia Raya
Sebelumnya, Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Kota Kiev pada Rabu (29/6/22). Jokowi dan Iriana tidak hanya bertemu dan berdialog dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tapi juga secara simbolis menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan kepada Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina, di Kota Kiev.
Sementara itu, Peneliti Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah, menyampaikan analisis Jokowi berkunjung ke Ukraina dan Rusia.
“Sekecil apa pun, potensi damai harus diusahakan. Apalagi oleh Indonesia, yang konstitusinya mensyaratkan hal itu,” ungkap Teuku, mengutip detik.com, Kamis (30/6/22).
Baca juga : Apa Saja Kewenangan Ma’ruf Amin Saat Ditinggal Jokowi ke Ukraina-Rusia?
Kemudian Teuku mengajak semua pihak agar tidak pesimitis atas usaha yang dilakukan oleh Jokowi. Dia menyatakan tindakan untuk mendamaikan dua negara yang tengah berkonflik perlu dilandasi keyakinan.