Setelah itu, Refly bertanya jika nantinya di 2024 harus melawan Prabowo yang bisa saja berkolisi dengan Puan Maharani sebagai Calon Wakil Presiden. Tetapi Sandi mengaku tak ingin menjawab hal itu karena kemungkinan itu bagian dari hal yang tidak bisa ia kontrol.
Sandi menjelaskan, berkaca dari pengalamannya dalam kontestasi Pilkada 2017 dan Pilpres 2019, dalam politik tidak ada yang pasti dan sangat cair.
Ia menyatakan saat Pilgub DKI, awalnya ia maju sebagai Cagub dan di detik akhir ia justru menjadi Cawagub mendampingi Anies, padahal Anies sebelumnya tidak muncul sebagai Cagub.
Baca juga: Sandiaga Uno Blak-blakan Bicara Perubahan Peta Pemilih dan Potensi Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024
Ia melanjutkan, hal itu terulang pada Pilpres 2019. Sandi diminta menjadi Cawapres mendampingi Prabowo di detik-detik akhir. Oleh karena pengalamannya itu, Sandi menyimpulkan bahwa politik itu sulit ditebak.
Di sisi lain, Sandi menilai Pilpres 2014 akan berbeda dibandingkan Pilpres sebelumnya, karena ada perubahan demografi pemilih.
Sandi memaparkan, pada 2024 populasi milenial, yakni mereka yang berusia di bawah 35 tahun, akan menembus prosentase 50 persen.