TIKTAK.ID – Sejumlah tamu yang hadir dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (14/11/20) malam, diketahui ikut berbicara. Salah satu tokoh FPI, Habib Idrus Jamalullail meminta waktu 1 menit untuk berpidato. Ia mengaku hanya meminta waktu sedikit karena masih sakit.
“Sudah tiga bulan ini saya sakit, tapi hari ini tetap saya sempatkan hadir untuk Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Saya meminta waktu hanya satu menit saja untuk bicara. Pertama, saya mendoakan Habib Rizieq umurnya panjang dan jadi pemimpin, lalu saya doakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) umurnya pendek,” ujar Jamalullail yang disiarkan di akun YouTube Front TV, seperti dilansir Tempo.co.
Kemudian pada pukul 18.46 WIB, panitia mengumumkan bahwa acara Maulid Nabi Muhammad Saw akan dimulai usai salat Isyak berjemaah. Panitia juga mengatakan acara Maulid Nabi ini akan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Oleh sebab itu, panitia meminta para hadirin yang datang untuk tertib dan dapat menjaga protokol kesehatan.
Baca juga : Habib Rizieq Ancam Lakukan Jihad Fisabilillah Jika Revolusi Akhlak Ditolak Pemerintah
“Tolong dipakai maskernya, dan tertib menjalankan protokol kesehatan. Bagi yang tidak membawa masker bisa minta ke anggota Laskar, nanti akan dibagikan,” terang panitia tersebut melalui pengeras suara.
Peserta pun tampak telah memadati Jalan KS Tubun atau Jalan Petamburan 3 untuk mengikuti acara peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad Saw bersama FPI. Ribuan orang terlihat sedang duduk di jalan menggunakan tikar dan alas yang telah disediakan panitia. Sementara sebuah panggung besar didirikan di badan jalan dekat kediaman Rizieq Shihab.
Sementara itu, Staf Ahli Menkominfo, Prof Henri Subiakto turut mengomentari video Jamalullail yang mendoakan Jokowi dan Megawati berumur pendek. Ia menilai doa Jamalullail itu lebih dekat pada kebencian dan frustasi.
Baca juga : HRS Bikin Kerumunan, Doni Monardo Minta Anies Tegakkan Perda
“Kadang manusia tidak bisa membedakan antara doa meminta ridloNya, dengan kata-kata “mendikte” kepada Allah Yang Maha Berkehendak dan Berketetapan, apalagi dengan permintaan aneh yang lebih dekat dengan rasa benci dan frustrasi”, tulis Henri dalam postingannya di akun Twitter pridbadinya, @henrysubiakto, mengutip Pojoksatu.id, Senin (16/11/20).