
TIKTAK.ID – Berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count, sejumlah lembaga menyatakan pasangan calon Pilkada Kota Medan, Bobby Nasution dan Aulia Rachman berhasil mengalahkan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi.
Pengajar jurusan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Warjio menyebut pamor Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberi peran besar terhadap popularitas menantunya, Bobby Nasution. Ia menilai hal itu membuat masyarakat jadi mengenal Bobby yang dulunya tidak populer.
“Siapa yang dulu kenal dengan Bobby? Tapi karena figuritas itu, dapat mempengaruhi masyarakat untuk memilih. Bahkan sempat muncul pernyataan, pilihlah Bobby, maka Pemerintah Pusat akan mudah membantu,” ujar Warjio, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (11/12/20).
Baca juga : Jokowi, Pemimpin Negara yang Paling Banyak Dibicarakan di Twitter Sepanjang 2020
Warjio mengatakan Jokowi mendapat suara lebih sedikit ketimbang Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2014 dan 2019 di Ibu Kota Sumut tersebut. Namun, kata Warjio, hal itu sudah tidak berlaku lagi. Apalagi rivalnya, Prabowo, kini sudah bergabung bersama koalisi Pemerintah yang dipimpin Jokowi-Ma’ruf Amin. Sementara Aulia Rachman yang mendampingi Bobby pun merupakan kader Partai Gerindra besutan Prabowo.
Kemudian Warjio menyinggung peran Ustaz Abdul Somad yang memberi dukungan kepada paslon Akhyar-Salman, lawan dari Bobby-Aulia. Ia menilai pamor Ustaz Abdul Somad cenderung besar.
Meski begitu, Warjio menyatakan Pilkada kali ini digelar di masa pandemi, sehingga kegiatan yang mengumpulkan banyak orang tidak boleh dilakukan. Oleh sebab itu, lanjutnya, Akhyar dan Abdul Somad tidak bisa membuat banyak kegiatan kampanye untuk meraup simpati banyak warga Medan. Hal itu berarti figur Abdul Somad tidak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas Akhyar di Medan.
Baca juga : Habib Rizieq Jadi Tahanan Polisi, Fadli Zon: Kini Bisa Kita Lihat Siapa yang Zalim dan Biadab
“Sebelum pandemi, tokoh agama bisa mengumpulkan hingga ribuan orang dalam satu wilayah ketika kampanye. Tapi ternyata cara ini tidak efektif saat pandemi, sehingga pesan dari tokoh agama itu hanya untuk orang tertentu saja,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Warjio menganggap penting kemunculan Partai Gelora yang mendukung Bobby-Aulia. Sebab, ia menilai suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi terbelah.
“Ada partai yang baru, yaitu Partai Gelora yang dibentuk Anis Matta, itu kan menjadi pendukung Bobby juga. Saya kira suaranya ini yang bisa memecah kekuatan PKS di Medan. Padahal kita tahu dulu besar sekali,” jelasnya.