TIKTAK.ID – Pengamat olahraga, Budiarto Shambazy, menyatakan bahwa Formula E hanya menjadi ajang sirkus dan merugikan olahraga Indonesia serta Jakarta pada khususnya. Menurut Budiarto, Indonesia masih belum sampai pada level menggelar balap mobil formula listrik tersebut. Pasalnya, tidak hanya sedang dalam situasi pandemi Covid-19, melainkan banyak olahraga lainnya yang masih memerlukan perhatian.
“Belum saatnya kita menyelenggarakan Formula E, masih jauh sekali dari dunia keolahragaan kita secara umum. Sebab, kita masih belum menjadi kekuatan untuk olahraga otomotif, enggak ada jagoan, driver, kecuali 1-2 seperti Sean Gelael,” ujar Budiarto, seperti dilansir CNN Indonesia.
Mantan jurnalis tersebut menilai dana yang digelontorkan oleh Pemerintah DKI untuk ajang itu lebih baik dipakai untuk pembangunan infrastruktur olahraga. Bisa juga digunakan untuk menggelar pelatihan nasional cabang olahraga. Budiarto menyebut DKI butuh prasarana olahraga bulutangkis, angkat besi, sepak bola, dan memanah sebagai olahraga yang paling digemari dan berprestasi.
“Sayang dana sebegitu besar dipakai hanya untuk tontonan Formula E yang masih asing bagi kita. Lebih baik dipakai untuk, misalkan kalau mau berandai-andai, stadion sepak bola. Itu lebih bermanfaat, atau untuk Pelatnas bulutangkis,” tutur Budiarto.
“Membangun infrastruktur yang cocok untuk kita, serta cabang-cabang olahraga yang diminati dan menghasilkan prestasi. Kalau di Formula E enggak ada prestasi, mungkin ini menjadi sirkus saja, jadi tontonan saja,” imbuhnya.
Budiarto pun mengklaim tidak ada keuntungan signifikan dari segi pariwisata. Ia menduga penonton yang akan datang ke Jakarta untuk menonton Formula E mungkin ada, namun jumlahnya tidak akan signifikan seperti balapan yang populer.
Ia melanjutkan, walaupun akan tetap ada pemasukan dari ajang itu, tapi jumlahnya tak akan menutupi dana yang dikeluarkan. Ia juga menduga formula E sebagai cabang olahraga baru tak akan semeriah Formula 1 atau Formula 3000.
“Ini kan baru, jadi bukan barang yang dikenal akrab. Satu hal yang banyak orang heran, kok formula pake ‘E’, elektrik, padahal penonton mau dengar suara mesin, makin kencang makin senang. Formula satu itu kan suaranya luar biasa,” kata Budiarto.