TIKTAK.ID – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memaparkan beberapa kriteria yang menjadi dasar penunjukan calon Kapolri tunggal, Komjen Listyo Sigit Prabowo. Kemudian Moeldoko meminta agar penunjukan Komjen Sigit sebagai calon Kapolri tidak diartikan macam-macam.
“Ya kriteria lah, kan semua ada kriterianya. Kapasitas, kapabilitas, loyalitas, dan integritas, merupakan bagian dari semua itu lah. Jadi semua agregat dari indikator-indikator yang dikenali dari awal itu memunculkan sebuah agregat, dan dari agregat itu seseorang akan dipilih. Jadi bukan karena macam-macam, dan jangan diartikan macam-macam,” ujar Moeldoko, seperti dilansir Detik.com, Rabu (20/1/21).
Menurut Moeldoko, seorang pimpinan tertinggi memiliki tanggung jawab yang luar biasa. Oleh sebab itu, ia mengatakan pejabat di bawahnya juga harus mempunyai kemampuan yang luar biasa.
Baca juga : PP Komponen Cadangan Diteken Jokowi, WNI Biasa Bisa Berpangkat Militer ala TNI
“Hal itu berkaitan dengan capability seseorang. Dia sudah terbukti memiliki kapasitas dalam mengadopsi berbagai persoalan. Berikutnya loyalty, seorang pemimpin harus punya loyalty kepada negara. Itu pasti, tidak bisa ditawar. Integritas satunya kata dengan perbuatan, itu juga yang akan selalu dilihat. Kemudian tanggung jawab, dan seterusnya,” tutur Moeldoko.
“Itu adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan seseorang untuk bisa menduduki jabatan tertinggi di dalam sebuah organisasi. Jadi pertimbangannya seperti itu, bukan yang lain-lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Moeldoko menanggapi isu mengenai Sigit yang melangkahi sejumlah angkatan. Ia menilai terdapat beragam faktor yang dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga memilih Sigit.
Baca juga : Jawab Protes Netizen, Fahri Hamzah Bongkar Alasannya Tak Segalak Dulu Lagi ke Pemerintah
“Begini, satu hal yang juga menjadi pertimbangan kalau kita menempatkan, saya mantan Panglima TNI, memikirkan bagaimana memikirkan antara mempertimbangkan, satu, senioritas, yang kedua, mempertimbangkan yang tadi. Jadi pasti Presiden sudah memikirkan untuk kepentingan yang lebih besar, sehingga ada pertimbangan-pertimbangan lain. Ini kan pilihan-pilihan, pilihan pertama pendekatannya senioritas, dan pilihan kedua pendekatannya yang tadi beberapa persyaratan tadi,” terang Moeldoko.
Moeldoko menyatakan penilaian terhadap seseorang yang akan ditunjuk menjadi pejabat itu dilakukan secara menyeluruh. Ia menyebut penilaian itu pun tidak bisa dijelaskan secara matematik.
“Dalam konteks ini tidak bisa dijelaskan secara matematik. Sebab, penilaian itu bisa bersifat jarak dekat, penilaian bisa jarak jauh, penilaian bisa dilakukan dalam keseharian, dari pengalaman empiris yang terjadi selama ini,” ucapnya.