
TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengisahkan tentang caranya mengajarkan anak-anaknya “bersalaman” atau menjabat tangan rakyat. Ajaran itu ia utarakan juga untuk anaknya yang kini menduduki posisi Ketua DPR RI, Puan Maharani.
“Saya ajari anak-anak saya, sama Mbak Puan, kamu harus salaman,” cerita Mega dalam diskusi Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa yang ditayangkan melalui saluran Youtube BKNP PDIP, Kamis (12/8/21).
Mega sempat mencontohkan bagaimana ia memberi tahu untuk mengajari anaknya dengan memperlihatkan tangannya yang sudah bersalaman bersama rakyat yang mengidap lepra ataupun gatal-gatal.
Baca juga : Anies Beberkan Alasan Kasus Corona di DKI Mulai Jinak
“Ini tangan saya, mungkin salaman sama orang lepra, mungkin salaman sama orang gatelan, namun itulah tangan rakyat,” ujar Mega mencontohkan saat mengajari anaknya.
Bagi Mega, sebagai pemimpin di negara seluas Indonesia perlu menjadi pemimpin lapangan. Lantaran teori acapkali tak sesuai keadaan di lapangan.
“Kadang-kadang teori itu criss cross sama keadaan lapangan, jika orangnya itu tak mengerti lapangannya seperti gimana,” lanjut putri presiden pertama Republik Indonesia (RI) itu.
Baca juga : Gubernur Mahyeldi Respons Megawati: Tokoh Sumbar Bakal Jadi Presiden 2045
Dengan demikian, Mega turut meminta kepada Presiden Joko Widodo supaya ia blusukan. Karena, Mega berkisah, pada masanya waktu itu pun ia blusukan.
Dalam pandangan Mega, sebagai pemimpin perlu menjumpai rakyat serta memperlihatkan kehadirannya di tengah rakyat. Hal tersebut turut Mega lakukan dalam mengajari anak-anaknya.
“Saya katakan ke Pak Jokowi, blusukan Pak, blusukan, saya tuh dulu blusukan,” sebut Mega.
“Pemimpin itu harus memimpin rakyat. Artinya bertemu dengan rakyat. Agar rakyatmu mengetahui hidungmu itu lho, saya bilang,” imbuhnya.
Baca juga : Jawaban Jokowi Saat Ditanya MPR Soal Amandemen Masa Jabatan Presiden
Dalam kesempatan itu Mega menyatakan bahwa ia tak hendak mencalonkan diri sebagai presiden lagi. Walaupun begitu, ia menitipkan pesan agar para pemimpin di Indonesia supaya mengerti kehidupan rakyat yang sesungguhnya.
Ia turut mengajak supaya seluruh pihak kembali menjalankan apa yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945. Bagi Mega, ada sejumlah undang-undang yang memang tak tepat dengan sumber perundang-undangan.
“Banyak perundangan tak melihat sumber perundang-undangan itu,” sebut Mega.