TIKTAK.ID – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Diandra Megaputri Mengko mengatakan bahwa jet tempur Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria berkualitas lebih rendah dari jet tempur yang sudah dimiliki Indonesia, yakni Sukhoi seri Su-27 dan Su-30.
“Mengapa membeli pesawat yang kualitasnya lebih rendah dari yang sudah kita punya?” tanya Diandra dalam diskusi Indonesia Corruption Watch (ICW), seperti dilansir Tempo.co, Senin (27/7/20).
Menurut Diandra, Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Austria yang ingin dibeli oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto adalah produksi tahap pertama atau Tranche 1. Ia menyatakan pesawat tempur tersebut termasuk generasi 4, seperti Rafale, Sukhoi seri Su-27, Su-30, dan Su-35.
Baca juga : Ahok Lapor ke Polda Metro Jaya, Ada Kasus Apa?
Diandra memaparkan, pesawat Eurofighter Typhoon tak dilengkapi dengan perangkat penjejak pasif IRST (Infra Red Search and Tracking System) seperti pesawat sejenisnya. Tidak hanya itu, lanjutnya, sejumlah negara sudah mulai beralih ke pesawat generasi 5.
Ia menyebut salah satunya pesawat tanpa awak yang digunakan Amerika Serikat untuk menyerang Komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
“Padahal pesawat itu sudah pakai remote control, sementara kita mau beli pesawat yang ketinggalan zaman. Apa sih yang ada di bayangan kepala Kementerian Pertahanan,” ucap Diandra.
Baca juga : Erick Thohir Ngaku Mulai Kebanyakan Tugas, Memang Apa Saja Tugasnya?
Kemudian Diandra menyarankan agar Pemerintah Indonesia lebih baik membeli pesawat tempur F-35 atau Sukhoi. Sebab menurutnya, meski jumlah yang didapat lebih sedikit, namun bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang daripada membeli pesawat tempur bekas.
Apalagi, lanjut Diandra, Indonesia juga memiliki pengalaman buruk ketika membeli jet tempur bekas dari Amerika Serikat. Ia memaparkan, ketika itu Indonesia mendapat hibah pesawat F-16 dari AS. Namun tidak sampai setahun, pesawat telah mengalami kerusakan mesin, bahkan pesawat itu harus grounded atau dilarang terbang.
Seperti diketahui, pada 10 Juli 2020 Prabowo mengirimkan surat resmi kepada Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner. Dalam surat itu, Prabowo menyatakan ketertarikan Indonesia untuk membeli 15 pesawat tempur jenis Eurofighter Typhoon guna memperkuat alutsista TNI. Namun, pesawat yang akan dibeli Prabowo bukanlah armada baru, melainkan bekas pakai Angkatan Bersenjata Austria.