Lawan PK Moeldoko, Kader Demokrat Gelar Aksi Cap Jempol Darah

TIKTAK.ID – Partai Demokrat diketahui mengadakan Aksi Cap Jempol Darah pada 16 Juni 2023. Aksi tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya Peninjauan Kembali (PK) oleh pihak Moeldoko yang kini masih berproses di Mahkamah Agung (MA).
Menurut Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, para kader di seluruh daerah tergugah untuk berangkat ke Jakarta demi membela partai berlambang Bintang Mercy tersebut. Dia mengatakan mengingat keinginan berasal dari bawah, maka pengurus pusat wajib menjadi fasilitator.
Hinca menjelaskan bahwa kehadiran kader Demokrat dari pelbagai daerah ini bertujuan memberikan dukungan moral kepada MA. Dengan begitu, kata Hinca, MA bakal tetap konsisten, serius, dan berfokus dalam mengadili perkara PK Moeldoko.
Baca juga : Soal Pengakuan Kemerdekaan RI, Prabowo Minta PM Belanda Minta Maaf
“Memberikan penguatan kepada MA supaya tak tergoda dengan yang didengar banyak orang, atau intervensi pihak manapun,” ujar Hinca, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Sementara itu, tampak karya lukisan terbaru Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Aksi Cap Jempol Darah. Pada lukisan itu memuat tulisan “No Justice No Peace”.
Mengutip detik.com, lukisan SBY dipajang di depan tempat antrean relawan cap jempol darah. Para relawan dan kader memandangi lukisan itu sambil menunggu giliran untuk membubuhkan cap jempol darahnya ke kain putih yang disediakan. Para relawan dan kader juga mencantumkan tandatangannya. Mereka pun tampak antusias untuk melakukan aksi itu.
Baca juga : SBY Buka Suara Usai MK Putuskan Sistem Pemilu Terbuka
Perlu diketahui, kisruh antara kubu Moeldoko dan kubu Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY berawal ketika mantan Panglima TNI tersebut dinyatakan terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Penetapan itu dilakukan oleh beberapa kader dalam Kongres Luar Biasa yang diadakan di Deli Serdang, Sumatera Utara pada awal 2021 lalu. Kongres digelar usai sejumlah kader tersebut dipecat dan dituduh terlibat dalam kudeta.
SBY sendiri sempat buka suara terkait perkara PK Moeldoko. Dia menilai berdasarkan akal sehat, MA sulit menerima PK Moeldoko, lantaran Moeldoko sudah 16 kali kalah di pengadilan.
SBY menyatakan bila MA pada akhirnya memenangkan Moeldoko, bisa jadi informasi soal adanya intervensi politik untuk mengganggu Demokrat benar adanya.
Baca juga : Sempat Inginkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, PDIP Tegaskan Siap Patuhi Putusan MK Terbaru
“Ini adalah berita yang sangat buruk,” tegas SBY.