TIKTAK.ID – Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon buka suara terkait cuitan Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Mulanya, Dahnil mengatakan saat ini dunia sedang demam, agak panas-dingin. Dalam pernyataan itu, Dahnil juga mengunggah sebuah berita berjudul “Peringatan Keras Xi Jinping pada Dunia, China Siap Perang!”
Menanggapi cuitan Dahnil, Fadli menyebut bila benar terjadi perang antara China dan Amerika Serikat maka sebaiknya Indonesia tidak usah ikut campur.
Baca juga : Instruksikan Wishnutama Siapkan Wisata Bebas Corona, Jokowi Ingin Masyarakat Kembali Produktif
“Kalau benar akan terjadi perang antara China versus AS, sebaiknya Indonesia jangan ikut campur. Stay away sambil menonton saja,” ujar Fadli dalam akun Twitter pribadinya, seperti dilansir Wartaekonomi.co.id di Jakarta, Rabu (27/5/20).
Lebih lanjut, Fadli menilai lebih baik Indonesia menunggu siapa pemenang di antara kedua negara raksasa tersebut. Menurutnya, siapa tahu Indonesia mendapat durian runtuh.
“Salah satu faktor Indonesia bisa merdeka pada 1945 karena Jepang dibom AS pada PD II, betul enggak bro @Dahnilanzar?” ucap Fadli.
Baca juga : Ramal Pemenang Pilpres 2024, Yunarto Wijaya: Biasanya yang Mengejutkan yang Menang
Perlu diketahui, Presiden China Xi Jinping menyatakan penting bagi China memperkuat pelatihan militer dan pertahanan nasional di tengah epidemi virus Corona (Covid-19). Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan pleno delegasi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan Kepolisian Rakyat pada Selasa (26/5/20).
Xi juga memerintahkan militer untuk memikirkan skenario terburuk, meningkatkan pelatihan, dan kesiapsiagaan pertempuran.
“Terutama dalam situasi kompleks sekarang. Hal itu demi menjaga kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan pembangunan,” tulis Global Times, media yang berafiliasi dengan Pemerintah China.
Baca juga : Siapkan Skema New Normal, Ini Arahan Terbaru Jokowi
Mengutip CNBC Indonesia, Xi sendiri merupakan pemimpin Komisi Militer Pusat China. Pada pekan lalu melalui sidang di parlemen, China menaikkan anggaran militer hingga 6,6% atau kedua terbesar setelah AS.
Pernyataan Xi itu cukup menarik perhatian karena disampaikan di tengah memanasnya hubungan antara militer China dan militer Amerika Serikat (AS). Tidak hanya soal perdagangan dan Hong Kong, tapi juga di wilayah Selat Taiwan dan Laut China Selatan (LCS).
Tsai Ing-wen yang kembali dilantik sebagai Presiden Taiwan membuat China berang. Pasalnya, bagi China, wilayah itu diklaim sebagai salah satu provinsi. China pun menginginkan reunifikasi tapi Taiwan menolak.