
TIKTAK.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan senang ketika mendengar kabar pertumbuhan pesat jumlah investor pasar modal dalam negeri. Terlebih, pertumbuhan itu didominasi investor ritel milenial yang mulai melek mengenai investasi.
Untuk diketahui, hingga Juli 2021, investor pasar modal meningkat menjadi 5,82 juta atau naik 93 persen, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Angka itu pun naik lebih dari 4 kali lipat dibandingkan jumlah investor pada 2017 silam.
“Yang saya senang adalah peningkatan investor pasar modal didominasi oleh investor domestik dan kaum milenial. Kenaikan investor ini dapat berkontribusi menahan tekanan pasar,” ujar Jokowi melalui sambutan HUT ke-44 Pasar Modal, Selasa (10/8/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Geram 34 TKA China Masuk Indonesia Saat PPKM, Demokrat: Pemerintah Main-main dengan Nyawa Rakyat
Tidak hanya itu, terdapat pertumbuhan dari sisi perusahaan melantai atau Initial Public Offering/IPO di bursa dalam negeri. Meski tengah pandemi, sampai Juli 2021, ada 27 perusahaan yang melantai dengan dana terhimpun senilai Rp117,94 triliun. Capaian itu juga membuat posisi Indonesia bertahan sebagai negara dengan IPO terbesar di kawasan Asia Tenggara selama 4 tahun berturut-turut.
Akan tetapi, Jokowi tetap mewanti-wanti mengenai tantangan yang makin berat pada kuartal III 2021 untuk seluruh sektor keuangan, tak terkecuali di pasar modal. Jokowi mengatakan Covid-19 varian Delta telah memaksa Pemerintah memperketat mobilitas masyarakat, sehingga berdampak pada ekonomi nasional.
“Kita harus tetap waspada, karena di kuartal III ini kondisi perekonomian lebih berat. Kita tahu awal Juli varian Delta memaksa kita memperketat mobilitas masyarakat,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca juga : Antisipasi Covid Bertahan Hingga Tahunan, Jokowi Minta Disiapkan Road Map
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa pandemi yang menyebabkan penurunan konsumsi masyarakat, telah membuat pendapatan siap pakai (disposible income) mengendap dalam bentuk simpanan di perbankan.
Tidak hanya itu, ia menyebut kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar. Menurutnya, hal ini yang membuat masyarakat mempunyai dana berlebih yang siap untuk diinvestasikan.
“Masyarakat mencari alternatif investasi lain yang memberikan return lebih tinggi, salah satunya dari instrumen pasar modal,” terang Wimboh.