
TIKTAK.ID – Sejumlah orang meyakini mengonsumsi es dapat menyebabkan batuk. Batuk sendiri merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan dari saluran udara. Artinya, mengalami batuk sebenarnya bukan masalah besar.
Meski begitu, batuk setelah mengonsumsi makanan atau minuman dingin memang sangat mengkhawatirkan.
Bila Anda sering mengalami batuk setiap kali mengonsumsi makanan tertentu, seperti es, bisa jadi ada yang salah dengan cara tubuh Anda menangani makanan tersebut.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini sejumlah hal yang dapat memicu batuk usai minum es:
- Alergi
Jika Anda kerap batuk setelah minum es, mungkin Anda alergi terhadap produk yang ada di dalam minuman itu. Sebab, saat alergi terhadap makanan, minuman, atau zat tertentu lainnya, tubuh akan menganggapnya sebagai ancaman potensial yang harus segera dihilangkan. Batuk dapat menjadi salah satu dari berbagai reaksi tubuh, ketika tubuh bertemu dengan zat-zat ini dan sistem kekebalan beraksi. - Bronkospasme
Sekitar lima hingga 10 persen orang mengalami batuk usai makan makanan atau minuman yang sangat dingin, akibat mengalami bronkospasme. Bronkospasme yakni mengencangnya otot-otot yang melapisi saluran udara secara tiba-tiba.
Kondisi tersebut akan mengakibatkan penyempitan saluran udara dan akhirnya kesulitan bernapas hingga batuk.
Biasanya, bronkospasme terjadi pada penderita asma dan alergi, sekaligus sebagai reaksi terhadap makanan dan minuman dingin.
- Pengerasan lendir
Saat minum es, air akan menetes perlahan ke kerongkongan dan membuat trakea menjadi dingin, sehingga lendir di dalamnya mengental. Lendir yang mengental itulah yang menyebabkan tenggorokan terasa gatal dan memicu batuk. Kondisi tersebut juga menghasilkan air liur yang kental dan dahak setelah minum es. - Infeksi
Bila Anda menderita infeksi di laring (kotak suara) atau kerongkongan, maka rentan mengalami batuk usai makan atau minum apa pun, termasuk es. Pasalnya, infeksi itu bakal membuat laring atau kerongkongan menjadi bengkak dan lebih sensitif.
Kondisi tersebut pun menyebabkan bagian tubuh tersebut tidak berfungsi atau memicu respons agresif seperti batuk saat terpapar makanan atau minuman.