
TIKTAK.ID – Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya tak akan berkoalisi dengan parpol pendukung Anies Baswedan dalam ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Merespons pernyataan Hasto, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menyebut hal itu adalah gaya politik eksklusif dan arogan, yang menjadi anakronis serta tidak relevan. Kamhar menjelaskan bahwa semestinya kolaborasi dan sinergitas yang harus dikedepankan.
“Terlebih dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang kompleksitas problematikanya makin tinggi. Kolaborasi dan sinergisitas yang mestinya dikedepankan. Partai Demokrat maupun Koalisi Perubahan bersifat inklusif atau terbuka untuk membangun kerja sama dengan pihak mana pun, sepanjang punya komitmen yang sama untuk saling menguatkan,” ujar Kamhar, pada Sabtu (25/2/23), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : PAN Tunggu Petunjuk Panglima Tertinggi Soal Capres-Cawapres 2024
Kamhar menyatakan dirinya sulit mengerti, di masa seperti sekarang ini masih ada politisi yang berpandangan sempit seperti Hasto, lantaran sepertinya segala sesuatu menjadi masalah yang personal baginya.
“Karakter seperti ini yang tak tepat untuk politisi. Terdapat kebencian yang terus dipupuk dan dipelihara terhadap Mas Anies,” ucap Kamhar.
Padahal, kata Kamhar, dalam politik ada istilah, “tak ada kawan dan lawan yang abadi, melainkan kepentingan”, juga ada istilah “seribu kawan belum cukup, satu musuh terlalu banyak”. Untuk itu, Kamhar menyebut para politikus sejati atau politisi negarawan tentu akan membuang jauh-jauh gaya politik ekslusif atau politik tertutup.
Baca juga : Anies Resmi Diusung NasDem, Demokrat dan PKS, Siapa Cawapresnya?
“Gaya politik eksklusif yang berkarakter arogan seperti ini hanya relevan terhadap sistem politik feodal. Jadi tidak berlebihan kalau disematkan predikat Hasto politisi feodal,” tutur Kamhar.
Perlu diketahui, PDIP kembali menegaskan tidak akan bergabung dengan Koalisi Perubahan yang sepakat mengusung Anies dalam Pilpres 2024. Pasalnya, PDIP menganggap Anies merupakan antitesis Jokowi yang tidak sesuai dengan karakter dan kebijkan partai.
“Ya bergabung dengan koalisi maksudnya bergabung dengan koalisi yang tak mengusung antitesis Pak Jokowi,” jelas Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Kamis (23/2/23).
Baca juga : Cak Imin Didorong Maju Pilpres dan Dapat Gelar Panglima Santri dari Ibu Nyai se-Jawa Timur
Hasto mengakui PDIP tidak akan bergabung dengan Koalisi Perubahan dalam Pemilu legislatif maupun Pemilu presiden pada 2024.
“Kami jelas berbeda dengan NasDem, Demokrat, dan PKS yang sudah mengusung Bapak Anies Baswedan. Kami bakal bekerja sama dengan partai-partai lain dan mendorong semangat gotong-royong itu. Tinggal nanti dialognya siapa Capres dan Cawapres,” imbuhnya.