
TIKTAK.ID – Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diketahui dijaga ketat di tengah konflik internal partai yang kini semakin memanas.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Rabu (7/9/22), Kantor DPP PPP yang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, tampak dijaga ketat oleh petugas keamanan. Gerbang kantor pun terlihat ditutup rapat dan hanya dibuka untuk akses keluar-masuk anggota.
Wartawan sempat diizinkan untuk masuk ke dalam halaman kantor sekitar pukul 08.45 WIB. Akan tetapi tidak lama setelah itu, salah seorang petugas keamanan meminta awak media agar keluar dari area kantor DPP PPP.
Baca juga : Anies Tiba di Gedung KPK Jalani Pemeriksaan Soal Formula E
Situasi kantor DPP PPP sendiri tampak sepi dan tidak banyak aktivitas berarti. Hanya terdapat sejumlah motor dan dua mobil ambulans yang terparkir di halaman kantor.
Untuk diketahui, konflik internal PPP memanas setelah Mukernas partai memilih Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketua Umum. Jabatan Ketua Umum PPP sebelumnya dijabat oleh Suharso Monoarfa.
Kemudian Suharso mengklaim dirinya masih menjabat sebagai Ketua Umum PPP. Sementara Mardiono sudah menyatakan siap mengemban amanah sebagai Plt Ketua Umum PPP untuk menggantikan Suharso.
Baca juga : Jokowi Resmi Lantik Menpan RB Azwar Anas Gantikan Tjahjo Kumolo
Menurut Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, usulan mengenai pemberhentian Suharso telah disepakati oleh 30 dari total 34 Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP dalam Mukernas. Dia menyebut sisa empat DPW yang tidak hadir, lantaran tidak mendapatkan tiket pesawat.
Lebih lanjut, Arsul menganggap dorongan untuk konsolidasi partai menjadi alasan kuat pencopotan Suharso. Keinginan tersebut belakangan diperkuat oleh pernyataan Suharso terkait “Amplop Kiai” yang memicu kontroversi sejumlah pihak di internal partai.
Sementara itu, Sekjen PPP, Arwani Thomafi menyatakan bahwa keputusan pemberhentian Suharso ditetapkan ketika yang bersangkutan sedang dalam perjalanan pulang dari Paris, Prancis. Dia lantas meminta para kader partai berlambang Ka’bah itu agar belajar dari pengalaman.
Baca juga : Survei Indikator: Hampir 70 Persen Publik Puas dengan Kinerja Jokowi
“Ketika sedang berada di pesawat dari Paris menuju Jakarta. Beliau mendengar adanya keinginan rapat itu via telepon dan WA dan minta ditunda satu hari, karena perjalanan perlu waktu 17 jam,” ungkap Arwani, mengutip detik.com, Selasa (6/9/22).